Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Selasa, 13 Oktober 2020 | 19:28 WIB
Pengelola Pelabuhan Internasional Batam Center, PT Syinergy Tharada merumahkan sedikitnya 100 orang karyawan. Hal itu dilakukan dampak dari Covid-19 yang masih terjadi sampai saat ini. (Suara.com/

SuaraBatam.id - Pengelola Pelabuhan Internasional Batam Center, PT Syinergy Tharada merumahkan sedikitnya 100 orang karyawan. Hal itu dilakukan dampak dari Covid-19 yang masih terjadi sampai saat ini.

Manager Operasional PT Sinergy Tarada, Nika Astaga, mengatakan pihaknya tidak ada pilihan lain selain merumahkan karyawannya tersebut. Mengingat pendapatan perusahaan yang terjun bebas sejak adanya Covid-19.

"Kita tidak tahu sampai kapan pandemi ini berakhir, karena itu untuk sementara kita rumahkan dulu sebagian karyawan," kata Nika saat ditemui Suara.com, Selasa (13/10/2020).

Terutama karyawan yang statusnya masih kontrak atau karyawan outsourcing. Saat ini pihaknya belum memastikan sampai kapan karyawan-karyawan tersebut dirumahkan, tapi diperkirakan sampai ada aktivitas kembali di pelabuhan.

Baca Juga: Berkebun di Tengah Pandemi: Hobi yang Bikin Hati Senang

Meski demikian, perusahaan masih memberikan gaji sekitar Rp1,2 juta setiap bulan kepada para karyawan yang dirumahkan tersebut. Karena menurut dia para karyawan ini juga memiliki jasa yang besar terhadap perusahaan.

"Untuk karyawan yang statusnya sudah tetap gajinya kita kurangi untuk membantu karyawan yang dirumahkan ini. Jadi saya sampaikan saat senang kita bersama, saat susah seperti ini juga harus bersama," jelasnya.

Nika mengaku menyambut baik dengan rencana pemerintah Indonesia dan Singapura yang akan membuka akses perjalanan secara terbatas. Walaupun sejauh ini pihaknya belum mendapatkan surat resmi dari pemerintah.

Dari segi kesiapan, Pelabuhan Internasional Batam Center menurut dia sudah sangat siap. Pihaknya juga akan segera menyiapkan tempat khusus untuk tempat tes PCR jika memang nanti dibutuhkan.

"Dari dulu kami sudah sangat siap, fasilitas juga sudah lengkap," kata Nika.

Baca Juga: Museum Raja Ali Haji Simpan Koleksi Sejarah Batam dari Nol

Biaya operasional Pelabuhan Internasional Batam Center yang dikeluarkan pihaknya saat ini diperkirakan sekitar Rp400 juta sampai Rp600 juta setiap bulan. Karena itu dengan mulai dibukanya kembali nantinya diharapkan bisa sedikit menggerakan roda ekonomi.

"Kalau untuk pebisnis saja memang mungkin jumlahnya tidak begitu banyak, tapi paling tidak ada aktivitas," jelasnya.

Kontributor : Ahmad Rohmadi

Load More