Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Rabu, 07 Oktober 2020 | 13:22 WIB
Kapal patroli Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) Kelas II Tanjunguban menangkap kapal ikan berbendera Malaysia. (Foto: ist)

SuaraBatam.id - Kapal pencuri ikan berbendera Filipina diamankan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kamis (1/10/2020) lalu.

Dua kapal itu tertangkap tangan sedang melakukan aksi ilegal fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 717 milik Indonesia di Samudera Pasifik. Total 21 anak buah kapal (ABK) berkebangsaan Filipina ditahan.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menyebut, penangkapan ini jadi kali pertama di WPP 717 Samudera Pasifik.

Menurutnya, hal ini membuktikan jika pelaku ilegal fishing turut memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk melakukan aksi kriminal tersebut.

Baca Juga: Detik-detik Dirjen KKP Aryo Sebelum Meninggal karena Covid-19

"Ilegal fishing tidak mengenal pandemi, dan menjadikan pandemi sebagai peluang. Oleh karena itu penting bagi kita semua untuk tetap waspada, dan tetap meningkatkan pengawasan di laut," terang Menteri Edhy dalam siaran pers virtual, Selasa (6/10/2020).

Dengan adanya peristiwa ini, Edhy menganggap modus operandi dan pergerakan para pencuri ikan justru semakin dinamis saat wabah Covid-19.

"Kita jaga di laut Sulawesi, mereka bergerak ke Samudera Pasifik. Selama ini memang karena keterbatasan armada kapal pengawas, pengawasan di Samudera Pasifik agak terbatas," ujarnya, melansir Batamnews (jaringan Suara.com).

Ia juga menegaskan, akan semakin intensif meningkatkan pengamanan, termasuk WPP 718 dan WPP lainnya. Di kesempatan itu, ia juga berterimakasih kepada jajaran Direktorat Jenderal PDSKP atas kesigapannya dalam operasi kali ini. 

"Tentu ini juga tidak terlepas dari dukungan teknologi yang dimiliki, komando operasi serta kecakapan awak kapal pengawas sehingga mampu membaca dengan cepat perkembangan modus operandi yang dilakukan oleh para pelaku ilegal fishing, serta segera melakukan pelumpuhannya," tuturnya.

Baca Juga: Sempat Dampingi Menteri, Ini Riwayat Jalan Dirjen KKP Wafat karena Corona

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang sebelumnya dikabarkan positif Covid-19 harus menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta selama beberapa hari.

Meski demikian, Menteri Edhy sudah nampak lebih bugar sehingga turut hadir dalam konferensi pers virtual terkait penangkapan 2 kapal asing ilegal di Samudera Pasifik pada Selasa, (6/10/2020).

"Meski kita menghadapi covid, saya tahu Anda tidak pernah surut menjaga laut Indonesia. Saya juga ingin berpesan untuk tetap menjaga kesehatan dan melaksanakan kontrol kesehatan, seperti dengan melangsungkan konferensi pers virtual untuk mencegah covid," kata Menteri Edhy, Selasa (6/10/2020).

Ia menjelaskan, kedua kapal ilegal tersebut berbendera Filipina dan ditangkap oleh Kapal Pengawas Orca 04 di WPP 717 Samudera Pasifik pada Kamis (1/10/2020).

"Kita berhasil menangkap 2 kapal asing, dan ini terjadi di tempat yamg selama ini belum pernah kita tangkap, WPP 717 Samudera Pasifik. Ini penangkapan pertama sejak saya jadi Menteri (Kelautan dan Perikanan)," ungkap dia.

Salah satu kapal yang diringkus erupakan kapal dengan alat tangkap pukat cincin (purse seine) dengan ukuran cukup besar 105,9 GT. Kapal tersebut diawaki 18 anak buah kapal (ABK) WNA Filipina.

Sementara, satu kapal lainnya berjenis kapal lampu berukuran 20,62 GT dengan jumlah awak 3 orang yang juga berasal dari Filipina.

Ia juga mengungkapkan, penangkapan ini membuktikan bahwa pelaku ilegal fishing tidak mengenal waktu. Meski dunia saat ini dilanda pandemi Covid-19, bukan berarti kejahatan kelautan tidak terjadi.

"Oleh karena itu penting bagi kita semua untuk tetap waspada, dan tetap meningkatkan pengawasan di laut," kata Menteri Edhy.

Load More