Lailatul Qadar Versi Melayu: Mengintip Makna Spiritual dan Tradisi Unik Malam 7 Likur

Pekan terakhir Ramadan di Pancur, Lingga Utara, semarak dengan persiapan Malam 7 Likur. Pemuda membangun gerbang berlampu sebagai simbol persatuan dan tradisi yang dilestarikan.

Eliza Gusmeri
Selasa, 18 Maret 2025 | 14:24 WIB
Lailatul Qadar Versi Melayu: Mengintip Makna Spiritual dan Tradisi Unik Malam 7 Likur
Tradisi malam 7 likur di Kepulauan Riau [antara]

Selain diyakini sebagai salah satu malam yang penuh berkah, semangat gotong royong yang ditunjukkan dalam pembangunan Gerbang 7 Likur menjadi pengingat bahwa persatuan dan kebersamaan dapat menghasilkan karya yang luar biasa.

Para orang tua turut serta dengan memberikan masukan desain, menyumbangkan bahan bangunan, dan memberikan dukungan moral.

Semangat ini menegaskan bahwa tradisi 7 Likur bukan hanya milik generasi muda, melainkan warisan yang dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat.

Harapan untuk Masa Depan

Baca Juga:Jadwal Berbuka Puasa dan Imsakiyah di Batam 13 Maret 2025

Melihat antusiasme yang begitu besar, masyarakat Pancur berharap tradisi Malam 7 Likur terus dilestarikan dan dikembangkan dengan inovasi baru di masa depan. Rendi menutup pembicaraan dengan optimisme.

"Semoga di tahun-tahun berikutnya, semakin banyak inovasi dan semangat kebersamaan dalam menyambut Malam 7 Likur. Tradisi ini adalah bagian dari identitas kita, dan kita semua bertanggung jawab untuk melestarikannya," tutupnya.

Malam 7 Likur di Pancur menjadi bukti nyata bahwa tradisi lokal dapat menjadi pemersatu masyarakat, menghadirkan keindahan dalam kesederhanaan, serta menyatukan nilai spiritual dan sosial dalam satu perayaan yang penuh makna.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini