"Pengerjaan gerbang baru mencapai 50 persen, tapi saya yakin dengan semangat gotong royong dan dukungan masyarakat, gerbang ini akan selesai dengan sukses. Kami menggalang dana dan bahkan patungan antar pemuda untuk mewujudkannya. Setiap tahun, desainnya dibuat berbeda agar lebih menarik dan memberikan nuansa khas Ramadan," ujar Ombeng, dilansir dari Batamnews, 18 Maret 2025.
Teguh Bakti Mandiri, seorang pemuda dari Masjid Al-Falah Pancur, mengapresiasi upaya ini.
"Gerbang ini bukan hanya dekorasi, tetapi juga menjadi tanda bahwa semangat persatuan dan gotong royong masih terjaga. Tradisi ini harus terus dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman," katanya.
Lebih dari Sekadar Dekorasi
Baca Juga:Jadwal Berbuka Puasa dan Imsakiyah di Batam 13 Maret 2025
Gerbang yang dibangun di Jembatan 1 Pasar Pancur bukan hanya sebuah hiasan, melainkan simbol nyata dari semangat kebersamaan.
Pembangunannya melibatkan banyak pihak, mulai dari pemuda, orang tua, hingga masyarakat umum yang saling membantu dalam proses pengerjaan, baik dengan tenaga, ide, maupun dukungan finansial.
Rendi, seorang tokoh pemuda setempat, mengakui bahwa semangat generasi muda dalam melestarikan tradisi ini sangat luar biasa.
"Dengan adanya Gerbang 7 Likur ini, kita bisa melihat betapa semangat pemuda dalam melestarikan tradisi sangat luar biasa. Semakin banyak generasi muda yang ikut berpartisipasi dalam menjaga warisan budaya dan memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat," ujarnya.
Makna Filosofis di Balik Malam 7 Likur
Bagi masyarakat Pancur, Malam 7 Likur bukan hanya momen untuk mempercantik lingkungan dengan lampu-lampu. Tradisi ini juga mengandung nilai spiritual dan sosial yang tinggi.