SuaraBatam.id - Malam Tujuh Likur di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, selalu semarak pada malam ke-27 Ramadhan 1445 Hijriah.
Tradisi yang tak lekang oleh zaman ini menjadi momen istimewa bagi masyarakat untuk menyambut Idul Fitri dengan penuh suka cita dan makna.
Diwarnai dengan pemasangan lampu pelita di perkarangan rumah dan jalan-jalan, Malam Tujuh Likur menghadirkan suasana penuh cahaya dan kemeriahan.
"Dimulai pada malam ke 21 masyarakat di Karimun menandai dengan memasang lampu pelita. Hal ini terus berlanjut hingga malam penghujung bulan Ramadhan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri Juramadi Esram di Karimun, dilansir dari Antara, Minggu (7/4) malam.
Tak hanya itu, karya-karya pintu gerbang bermotif Islami, gubah-gubah masjid, dan dekorasi bulan-bintang menghiasi jalanan, menambah semarak perayaan.
Tradisi ini tak hanya indah dipandang, tetapi juga sarat makna. Pembuatan pintu gerbang yang dilakukan bergotong royong mencerminkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat.
Baca juga:
Pelabuhan Punggur Batam Diprediksi Lebih Membludak di Mudik Lebaran Tahun Ini
5 Tips Cegah Kantong Boncos saat Libur Lebaran
Kenduri yang digelar sepanjang sepuluh malam terakhir Ramadhan menjadi wadah untuk mempererat silaturahmi dan saling berbagi kebahagiaan.
Puncak kemeriahan Malam Tujuh Likur terjadi pada malam ke-27. Di malam ini, banyak warga menggelar kenduri di rumah mereka masing-masing.
Doa bersama dibacakan untuk mendoakan arwah keluarga dan sanak saudara, serta memohon rahmat di malam kemuliaan Lailatul Qadar.
Jamuan hidangan lezat pun disajikan, menjadi momen hangat bagi keluarga dan tetangga untuk berkumpul dan bersantap bersama. Tradisi ini tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memperkuat rasa syukur atas rezeki yang diberikan.
Malam Tujuh Likur di Karimun merupakan tradisi yang tak hanya indah dan meriah, tetapi juga penuh makna.
Tradisi ini menjadi pengingat akan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur yang harus terus dilestarikan.
Bagi masyarakat Melayu di Karimun, Malam Tujuh Likur terasa kurang jika tidak dirayakan. Tradisi ini menjadi bagian penting dalam menyambut Idul Fitri, membawa keceriaan dan semangat baru dalam menyambut hari raya yang penuh berkah.