Namun, untuk mendorong siswa ke Sekolah Swasta, diakuinya sedikit sulit dilakukan mengingat dampak ekonomi yang ditimbulkan paska pandemi Covid-19.
"Dari Disdik sendiri melihat daya tampung tahun ini tetap akan ada kekurangan. Tapi mereka tetap berupaya dengan ruang kelas yang ada, agar tetap bisa tersedia," jelasnya, Kamis (19/5/2022).
Solusi jangka panjang, ke depannya tentu Disdik Batam terus didorong untuk menambah ruang kelas baru (RKB) atau membangun sekolah baru.
Namun dalam hal ini, Udin menyoroti adanya sekolah yang masih menyediakan jumlah ruang kelas terbatas, seperti SMPN 62 Batam yang diketahui hanya memiliki dua ruang kelas.
Baca Juga:Resmi Jadi Arsip Sejarah, Wisata Camp Vietnam Batam Terima Penghargaan Memori Kolektif Bangsa
"Ini hal yang menggelikan. Masa sekolah cuma punya dua ruang kelas? Kami tidak mau hal ini terjadi lagi," tegas Udin.
Ia menyarankan, apabila nantinya dianggarkan pembangunan sekolah baru, maka ruang kelas juga harus dibangun maksimal, minimal berjumlah 10 sampai 12 ruang kelas dalam satu sekolah.
Tidak hanya penerimaan siswa baru, pihak Disdik Batam di wajibkan untuk memperhatikan warga Batam usia muda yang saat ini putus sekolah.
Menurutnya, anak-anak putus sekolah ini harus diantisipasi agar tetap dapat mengenyam pendidikan dasar.
Pasalnya, saat ini cukup banyak kasus-kasus kriminal, khususnya curanmor, yang pelakunya masih di bawah umur atau usia sekolah.
Baca Juga:Dishub: Naik Bus Trans Batam Masih Wajib Pakai Masker
"Masih tingginya tingkat putus sekolah ini juga harus menjadi prioritas buat Disdik supaya anak-anak ini bisa ditampung di sekolah atau PKBM," ujar Udin.