Pekerja Proyek di Natuna Terpeleset dan Jatuh dari Tebing di Ketinggian 150 Meter

Arifin (32) beruntung selamat karena tercebur ke dalam laut dan di tolong oleh nelayan yang kala itu berada tidak jauh dari lokasi jatuhnya pria itu.

Eliza Gusmeri
Sabtu, 05 Februari 2022 | 20:56 WIB
Pekerja Proyek di Natuna Terpeleset  dan Jatuh dari Tebing di Ketinggian 150 Meter
Sejumlah pekerja memangkas tebing dalam pengerjaan proyek pembangunan jalan Lampa - Teluk Depih di Kabupaten Natuna. (Foto: ist/batamnews)

SuaraBatam.id - Seorang pekerja terjatuh dari tebing ketinggian 150 meter saat mengerjakan pembangunan jalan Selat Lampa - Teluk Depih, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).

Arifin (32) beruntung selamat karena tercebur ke dalam laut dan di tolong oleh nelayan yang kala itu berada tidak jauh dari lokasi jatuhnya pria itu.

Dijumpai di kediamannya, di Desa Ceruk, Kecamatan Bunguran Timur, Arifin yang masih dalam keadaan sakit menceritakan kronologi kejadian mengerikan itu.

Saat itu, awalnya dirinya hendak memindahkan tali di atas tebing. Namun lantaran kondisi tebing yang licin, dirinya mengaku terpeleset dan terjatuh.

Baca Juga:Dirjen Perhubungan Udara Nilai Indonesia Mampu Kelola FIR, Sudah Terpasang Simulator di Natuna

Sialnya tali pengaman yang digunakan ternyata tidak dikaitkan dengan benar sehingga saat kejadian tersebut. Tali pengaman pun lepas, sehingga Arifin langsung terjatuh dan meluncur ke arah laut setinggi 150 meter.

Setelah terjatuh, dirinya beruntung mendapat pertolongan oleh nelayan setempat yang sedang berada di dekat lokasi dan langsung dilarikan ke RSUD Natuna.

"Kecelakaan itu terjadi tanggal 24 Januari, sekitar jam 4 sore, bang," tutur Arifin kepada Batamnews, Sabtu (5/2/2022).

Setelah kecelakaan tersebut, Arifin kini masih memulihkan kondisinya dan belum bisa beraktivitas kembali. Ia mengaku perusahaan sudah memberikan santunan sebesar Rp 1 juta.

Diketahui, Arifin merupakan pekerja helper blasting di Nusa Konstruksi Engineering, perusahaan yang menggarap proyek pembangunan jalan Selat Lampa- Teluk Depih - Sp Sekunyam (Pengalihan Trace).

Baca Juga:Geosite Kerinci Menjadi Geopark Nasional, Ini Keistimewaanya

Pengerjaan proyek itu, diakui Arifin menggunakan teknik, salah satunya pengeboman, untuk meratakan tebing guna membuka jalur yang akan dibuat ruas jalannya.

Sementara itu pihak perusahaan mengakui ada kejadian yang menimpa pekerjanya tersebut.

Perusahaan mennyebut peristiwa itu sebagai human error. Terkait pengobatan Arifin, semuanya sudah ditanggung hingga keluar dari rumah sakit.

Disinggung kompensasi untuk pekerja selama korban dalam masa pengobatan, pihak perusahaan masih enggan menjawab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini