Kejayaan Pelabuhan Negeri Riau Abad ke 17, Ini Bukti-bukti Sejarahnya

pelabuhan Negeri Riau di Bumi Melayu mampu tampil menjadi tempat berkumpulnya kapal-kapal dagang yang datang Nusanta, Asia bahkan Eropa.

Eliza Gusmeri
Selasa, 21 September 2021 | 18:12 WIB
Kejayaan Pelabuhan Negeri Riau Abad ke 17, Ini Bukti-bukti Sejarahnya
Pelabuhan Tanjungpinang saat ini (foto; Antara)

Penggabungan ini juga akan memudahkan koordinasi dalam pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus di area sekitar pelabuhan masing-masing.

Ini harapannya akan mendorong peningkatan konektivitas daerah hinterland atau pesisir. Ouputnya diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan, ekspor-impor dan logistik yang makin meningkat.

"Dampaknya, berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah hingga nasional," kata Edi.

Berdasarkan kajian komprehensif, pemerintah memang memilih merger dibanding holding seperti kebanyakan BUMN lainnya. Ini karena merger Pelindo dianggap paling sesuai dalam menata bisnis pelabuhan di Indonesia agar lebih baik.

Baca Juga:Mengintip Potensi Luar Biasa Budidaya Rumput Laut di Kepulauan Riau

Meskipun Pelindo I sampai IV memiliki wilayah kerja yang berbeda, namun bisnis yang dijalankan tetap sama yaitu di bidang jasa. Baik itu petikemas dan non petikemas, marine hingga logistik.

Dengan adanya penggabungan ini, maka ke depan kontrol dan kendali teknis akan jadi lebih lebih baik. Perencanaannya juga akan lebih holistik untuk pengembangan jaringan pelabuhan dan harapannya secara bertahap dapat menurunkan biaya logistik yang masih tinggi.

Namun demikian, proses merger ini dipastikan tak berjalan mulus. Ada tantangan yang harus dihadapi. Khususnya di lingkup internal Pelindo itu sendiri.

Sebagai contoh saja, setelah merger nanti perusahaan menjadi satu kesatuan organisasi. Perubahan jabatan dan posisi adalah hal yang paling logis terjadi. Bisa jadi posisi itu hilang, berkurang atau bahkan bertambah. Tak ayal, ini berpotensi menimbulkan kekhawatiran bagi sumber daya manusia (SDM) di Pelindo.

Oleh karena itu, kata Edi, penting bagi Pelindo mengantisipasi dampak merger ini jangan sampai menimbulkan gejolak karyawan di lingkungan Pelindo I sampai IV yang totalnya mencapai 6.000 orang.

Baca Juga:Resep dan Cara Membuat Mie Tarempa, Kuliner Khas Kepulauan Riau yang Menggoda

Jauh-jauh hari pihaknya telah melakukan sosialisasi merger Pelindo dari level direktur, komisaris, strukutural, karyawan dan berkomunikasi aktif dengan serikat pekerja.

Pelindo selalu menekankan bahwa penggabungan ini tidak berdampak pada PHK apalagi mengurangi hak dan kesejahteraan karyawan Pelindo.

Di samping itu, Pelindo terus menerus berinisiatif menyiapkan SDM dalam menghadapi perubahan sekaligus mengawal merger ini sejak masa transisi hingga proses berkelanjutan.

"Dukungan internal sangat penting, karena tanpa itu merger Pelindo ini tak akan berhasil," ujar Edi.

Sedikit menilik tentang merger Pelindo I sampai IV, merupakan penggabungan terbesar dengan total aset Rp112 triliun. Penggabungan ini akan menjadikan Pelindo sebagai operator petikemas nomor 8 terbesar di dunia.

Widyaswendra selaku SVP HC Service & HSSE Pelindo mengatakan salah satu latar belakang merger, ialah pemerintah punya target bagaimana memperbaiki biaya logistik nasional yang tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini