SuaraBatam.id - Data sertifikat vaksinasi Covid-19 di Batam dibobol. Pelaku memasukkan data palsu warga yang kemudian dijual oleh pelaku melalu database vaksinasi.
Pelaku menjual sertifikat vaksin tersebut melalui calo dengan harga Rp 100 ribu. Beruntung, saat ini pelaku bernisial AA berhasil diamankan.
Pemuda yang masih berusia 20 tahun itu diperkirakan berhasil meraup untung ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Modusnya, ia bekerja sama dengan calo yang menjual ulang sertifikat vaksin kepada orang yang membutuhkan.
"Setiap satu sertifikat vaksin, dia memperoleh Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu," ujar Kanit Reskrim Polsek Batam Kota, Ipda Yustinus Halawa, Kamis (15/7/2021).
Baca Juga:Bukti Penimbunan Obat Covid-19 di Jakbar Terkumpul, Polisi Terus Dalami Kasus
Dalam menjalankan aksinya, pelaku bekerja cukup rapi. Bahkan, pelaku bisa menyamarkan data yang valid lantaran berhasil membobol sistem pusat data.
Aksi pelaku terendus usai petugas Dinas Kesehatan Kota Batam di Puskesmas Botania Batam Centre. Petuga menyadari ada perbedaan data antara di database dengan data manual.
Selama ini AA memanfaatkan status sebagai relawan vaksinasi di Kota Batam, sehingga ia juga punya akses ke website tersebut. Dengan leluasa ia memasukkan data-data palsu tersebut.
Tidak hanya itu, ia juga mendapatkan password dari WhatsApp Grup Dinas Kesehatan.
"Berdasarkan aplikasi P-Care vaksin terdapat data sebanyak 357 peserta. Namun, ketika dilakukan pengecekan manual, didapati peserta berjumlah 338," ujar Halawa.
Baca Juga:Perlindungan Anak di Masa Pandemi Perlu Libatkan Masyarakat, Ini Alasannya
Usai ditelusuri lebih rinci, petugas menemukan adanya penambahan jumlah peserta vaksin. Namun penambahan tersebut hanya 7 peserta remaja dan 1 peserta dewasa.
- 1
- 2