SuaraBatam.id - Setelah lama ditunggu, akhirnya Pemerintah menyusun langkah seribu untuk membuka perbatasan secara terbatas dengan koridor perjalanan aman menggunakan "travel bubble".
Secara resmi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan, pembukaan perbatasan secara terbatas dengan koridor perjalanan aman dimulai pada perayaan Hari Kartini.
"Tanggal 21 April 2021," kata Menteri menegaskan.
Dalam kesempatan itu, ada dua lokasi yang direncanakan sebagai "gelembung" dalam koridor perjalanan aman di Kepri, yaitu Nongsa di Kota Batam dan Lagoi di Kabupaten Bintan.
Baca Juga:Kakek Tukang Ojek Pangkalan di Batam Tega Cabuli Penumpang Usia 11 Tahun
Untuk diketahui, keduanya adalah kawasan wisata eksklusif yang lokasinya relatif jauh dari pemukiman masyarakat, sehingga dirasa lebih memungkinkan.
Pernyataan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno itu jadi penyejuk bagi pelaku usaha Kepri yang nyaris "mati" akibat penutupan perbatasan akibat COVID-19.
Meski demikian, destinasi wisata Kepri yang ditunjuk harus berbenah menyiapkan diri. Jangan sampai kebijakan itu menjadi bumerang bagi kesehatan warga dua negara bertetangga.
Menteri mengingatkan, agar pelaku usaha tidak terjebak dengan euforia berlebihan. Jangan sampai kebijakan itu justru meningkatkan angka penularam COVID-19.
Grup General Manager PT Bintan Resort Cakrawala yang mengelola Bintan Resor Lagoi, Abdul Wahab menegaskan pihaknya akan memastikan protokol kesehatan ditegakkan di Kawasan Lagoi.
Baca Juga:Melihat Kontes Ratusan Ikan Cupang Riau dan Batam di Bengkalis
Dalam paparannya kepada Menteri Sandiaga di Batam, Sabtu (20/3), Wahab menjabarkan, Economic Development Board (EDB) Singapura yakin Bintan Resort memiliki kesempatan menjalankan konsep "safe travel bubble" dengan Singapura.
EDB menilai seluruh protokol dan fasilitas pendukung "safe travel bubble" di Bintan Resort memenuhi syarat sehingga menjadi destinasi wisata yang paling siap dibuka di dalam wilayah Indonesia.
"Bintan Resorts berharap pemerintah Indonesia sebagai regulator dapat membantu melakukan komunikasi dengan pemerintah Singapura untuk implementasi 'safe travel bubble'," kata dia.
Ditambah lagi, pihaknya juga telah melakukan berbagai persiapan, di antaranya melengkapi kawasan dengan laboraturium, lengkap dengan alat tes PCR sendiri.
Bahkan, pihaknya memilih bekerja sama dengan pihak yang berkolaborasi dengan Singapura, demi meyakinkan bahwa laboratorium di Bintan Resorts akurat.
Bintan Resorts juga telah membeli delapan unit GeNose C19, sebagai pelengkap penggunaan PCR bagi pelancong dan pekerja di kawasan pariwisata.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan harapannya, agar pemerintah Indonesia dan Singapura menyepakati cukup dua kali pemeriksaan PCR, yaitu di Singapura sebelum kedatangan ke Bintan dengan masa berlaku 72 jam dan di Bintan Resorts sebelum kembali ke Singapura.
"Namun pengunjung wajib melakukan tes GeNose bagai pegganti tes PCR ketika tiba di pelabuhan," kata dia.
Selain pemeriksaan untuk pengunjung yang masuk jalur laut, GeNose juga dilakukan sebagai alat tes bagi pelancong yang datang dari jalan darat, juga untuk pekerja.
Rencananya, dari delapan GeNose C19, tiga di antaranya diletakkan di pintu darat, tiga di pintu laut dan sisanya untuk kebutuhan pekerja.
Tidak hanya pemeriksaan kesehatan yang ketat, pihaknya juga melakukan tracking dan tracing COVID-19 kepada pekerja dan pelancong di sana.
Tiap pekerja yang bertugas dilengkapi alat "blue pass" sebagai pelacak kemungkinan paparan Virus Corona. Alat yang dikembangkang tim BNPB itu dapat memetakan kontak erat setiap pemakainya.
Dengan alat itu, apabila ditemukan seseorang yang positif COVID-19, maka langsung dapat ditelusuri pihak-pihak yang melakukan kontar erat dalam jarak kurang dari dua meter dan dalam waktu lebih dari 15 menit.
Selain itu, sesampainya di terminal verry di Bintan, pelancong juga akan dilengkapi dengan QR Code. Dengan aplikasi itu, maka petugas dapat mendeteksi keberadaan turis.
"Menggunakan HP pakai QR Code jadi bisa mendeteksi tamu ke mana," kata dia.
Alat itu berfungsi untuk memastikan pelancong hanya akan menghabiskan waktu di kawasan. Sesuai dengan kesepakatan perjalanan gelembung yang aman (save travel bubble).
Sementara itu, untuk memenuhi aturan jaga jarak, dari seluruh resor dan hotel yang ada di kawasan, pihaknya akan membuka empat saja.
"Itu ada 900 kamar kami dibenarkan membuka 50 persen. Tapi kami membuka 25 persen dari semua," kata dia.
Serupa dengan Lagoi, kawasan wisata di Nongsa, Nongsa Sensation juga bersiap untuk menyambut pembukaan kembali perbatasan secara terbatas.
Perwakilan dari Nongsa Sensation, Andi Fong mengungkapkan, saat ini di wilayah itu itu terdapat empat resor dan tiga lapangan golf yang diharapkan bisa segera dibuka untuk wisman.
Angka kunjungan wiswan ke Batam, sambungnya, merupakan yang kedua tertinggi di Indonesia. Dan di antara kawasan wisata di kota kepulauan itu, menurut dia, yang paling aktif adalah Nongsa.
"Karenanya kami mohon jangan di lupakan. Semua protokol kesehatan kami laksanakan," kata dia.
Pada tahap awal mendukung pembukaan perbatasan secara terbatas, ribuan pekerja pariwisata di Nongsa menjalani vaksinasi COVID-19.
Sementara itu, ditemui tak jauh dari lokasi, Wali Kota Batam Muhammad Rudi berharap, vaksinasi tidak hanya untuk pekerja di Nongsa Sensation, melainkan juga untuk seluruh warga Kecamatan Nongsa.
"Pemerintah sudah berusaha Batam, Nongsa menjadi contoh. Jangan jadi contoh kemudian malah jadi masalah. Pengelola harus patuhi protokol kesehatan. Karena sekali terjadi (penularan COVID-19), maka akan ditutup kembali," kata dia tegas.
Sementara Gubernur Kepri Ansar Ahmad mendorong agar pembukaan perbatasan secara terbatas dengan konsep koridor perjalanan yang aman segera dibuka, demi memulihkan kondisi ekonomi kota.
Menurut dia, bila wisata tidak segera dibuka untuk wisman, maka hotel dan resor terancam melakukan pemutusan hubungan kerja.
"Kalau hingga Juli tidak titik terang, bisa terjadi PHK. Maka kami 'concern' sebisanya dilakukan secepatnya," kata dia. [Antara]