EDB menilai seluruh protokol dan fasilitas pendukung "safe travel bubble" di Bintan Resort memenuhi syarat sehingga menjadi destinasi wisata yang paling siap dibuka di dalam wilayah Indonesia.
"Bintan Resorts berharap pemerintah Indonesia sebagai regulator dapat membantu melakukan komunikasi dengan pemerintah Singapura untuk implementasi 'safe travel bubble'," kata dia.
Ditambah lagi, pihaknya juga telah melakukan berbagai persiapan, di antaranya melengkapi kawasan dengan laboraturium, lengkap dengan alat tes PCR sendiri.
Bahkan, pihaknya memilih bekerja sama dengan pihak yang berkolaborasi dengan Singapura, demi meyakinkan bahwa laboratorium di Bintan Resorts akurat.
Baca Juga:Kakek Tukang Ojek Pangkalan di Batam Tega Cabuli Penumpang Usia 11 Tahun
Bintan Resorts juga telah membeli delapan unit GeNose C19, sebagai pelengkap penggunaan PCR bagi pelancong dan pekerja di kawasan pariwisata.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan harapannya, agar pemerintah Indonesia dan Singapura menyepakati cukup dua kali pemeriksaan PCR, yaitu di Singapura sebelum kedatangan ke Bintan dengan masa berlaku 72 jam dan di Bintan Resorts sebelum kembali ke Singapura.
"Namun pengunjung wajib melakukan tes GeNose bagai pegganti tes PCR ketika tiba di pelabuhan," kata dia.
Selain pemeriksaan untuk pengunjung yang masuk jalur laut, GeNose juga dilakukan sebagai alat tes bagi pelancong yang datang dari jalan darat, juga untuk pekerja.
Rencananya, dari delapan GeNose C19, tiga di antaranya diletakkan di pintu darat, tiga di pintu laut dan sisanya untuk kebutuhan pekerja.
Baca Juga:Melihat Kontes Ratusan Ikan Cupang Riau dan Batam di Bengkalis
Tidak hanya pemeriksaan kesehatan yang ketat, pihaknya juga melakukan tracking dan tracing COVID-19 kepada pekerja dan pelancong di sana.