Sekolah, Restoran Hingga Tempat Gym di Ukraina Ditutup

Kembali meningkatnya angka penyebaran virus corona, membuat pemerintah Ukraina kembali menerapkan lockdown.

Iwan Supriyatna
Sabtu, 09 Januari 2021 | 07:00 WIB
Sekolah, Restoran Hingga Tempat Gym di Ukraina Ditutup
Ilustrasi lockdown. (Shutterstock)

SuaraBatam.id - Kembali meningkatnya angka penyebaran virus corona, membuat pemerintah Ukraina kembali menerapkan lockdown untuk memutus penyebaran virus asal Wuhan China tersebut.

Ukraina kembali menerapkan lockdown yang ketat dengan menutup sekolah, restoran, dan pusat kebugaran untuk melawan pandemi virus corona di negara berpenduduk 41 juta orang itu.

Infeksi virus corona di Ukraina mulai meningkat lagi pada September tahun lalu dan tetap relatif tinggi.

Negara tersebut hingga 8 Januari telah mencatat lebih dari satu juta kasus virus corona dengan 19.588 kematian.

Baca Juga:Priyanka Chopra Bantah Langgar Lockdown di London, Ada Izinnya

Pemerintah memutuskan menerapkan lockdown untuk Januari pada awal Desember 2020, ketika Ukraina berada di puncak pandemi dan jumlah kasus baru mencapai sekitar 12.000 hingga 14.000 per hari.

Pembatasan-pembatasan baru, yang mencakup penutupan pusat hiburan dan larangan pertemuan massal, akan berlaku hingga 24 Januari.

Meskipun ada seruan agar karantina wilayah dilonggarkan dan bahkan dibatalkan, Presiden Volodymyr Zelenskiy dan Menteri Kesehatan Maksym Stepanov mengatakan pembatasan sangat dibutuhkan.

"Dengan memberlakukan karantina yang lebih ketat mulai besok, kita akan menghindari lonjakan pasien COVID-19 dan flu musiman biasa," kata Stepanov.

"Jadi, kami akan mengurangi beban kerja di rumah sakit, karena institusi yang sama merawat pasien dengan masing-masing penyakit ini," ucapnya.

Baca Juga:Lockdown Inggris, Istri Gordon Ramsay Minta Anak Keenam

Pemerintah mengatakan, pemberlakuan pembatasan sekarang dapat membantu menghindari perlunya karantina lebih ketat di kemudian hari yang bisa menyebabkan kerusakan lebih besar pada ekonomi.

Ekonomi Ukraina diperkirakan menyusut sekitar lima persen pada 2020, terseret ke dalam resesi akibat pandemi virus corona dan karantina yang ketat pada bulan Maret. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini