Pernah Dibahas di 2012, LAPAN Ungkap Ada 'Kiamat' karena Badai Matahari

Pada tahun 2012 masyarakat ribut soal datangnya kiamat.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 07 Oktober 2020 | 13:15 WIB
Pernah Dibahas di 2012, LAPAN Ungkap Ada 'Kiamat' karena Badai Matahari
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)

SuaraBatam.id - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menceritakan kiamat bisa saja terjadi dalam waktu dekat karena badai matahari. Kiamat yang dimaksud bukan kehancuran alam semesta.

Namun kiamat bagi umat manusia jika tidak ada satelit. Hal itu diceritakan saat membuka webinar "Festival Sains Antariksa 2020: Satellite for Better Life" secara daring di Jakarta, Rabu (7/10/2020).

Thomas mengemukakan bahwa pada masa revolusi industri 4.0 saat ini "kiamat" bisa terjadi ketika satelit yang mengantariksa terganggu dan menimbulkan gangguan besar bagi kehidupan manusia di Bumi.

Thomas mengatakan pada tahun 2012 masyarakat ribut soal datangnya kiamat, namun yang terjadi sebenarnya adalah bahwa badai matahari mengancam operasi satelit di antariksa.

Baca Juga:Kepala LAPAN: Kiamat Bisa Terjadi di Bumi Jika Satelit Terganggu

Ilustrasi badai Matahari. [Shutterstock]
Ilustrasi badai Matahari. [Shutterstock]

"Bayangkan jika satelit terhantam badai matahari dan rusak, ada yang mati dan tidak bisa berfungsi lagi, dan justru mengganggu satelit lain yang masih berfungsi. Maka sekian banyak kehidupan di Bumi akan terganggu, sekian banyak operasional bank terganggu. Itu terjadi saat satelit Telkom-1 milik PT Telkom Indonesia terganggu dan membuat masyarakat tidak bisa akses ATM," kata Thomas.

Sejak satelit Sputnik 1 yang diluncurkan Rusia mengorbit pada 1957, teknologi satelit terus berkembang dan semakin menjadi kebutuhan.

Teknologi satelit menjadi tulang punggung teknologi informasi dan komunikasi yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa ini.

Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)

Indonesia menjadi negara ke-3 sesudah Amerika Serikat dan Kanada yang memanfaatkan satelit komunikasi dengan meluncurkan satelit Palapa tahun 1976.

Sejak saat itu, Thomas mengatakan, masyarakat membiasakan penggunaan satelit untuk komunikasi. Penggunaan satelit kemudian meluas ke bidang penyiaran dan kemudian internet.

Baca Juga:Hadis Apa yang Dipakai saat Fashion Show Lingerie Rihanna?

Indonesia juga menggunakan satelit untuk memantau Bumi, cuaca, sumber daya alam, dan lingkungan di samping untuk keperluan telekomunikasi data perbankan.

Ilustrasi akhir perhidupan manusia di Bumi. [Shutterstock]
Ilustrasi akhir perhidupan manusia di Bumi. [Shutterstock]

"BRI satu-satunya yang punya satelit sendiri, dan kita paham perbankan salah satu sektor perekonomian yang banyak didukung teknologi satelit. Komunikasi data sangat bergantung dengan satelit. Tanpa membawa uang tunai kini kita bisa mengambil di ATM," kata Thomas.

Thomas menyebut tahun 2020 sebagai tahun istimewa karena berbagai pembatasan dan hambatan yang muncul akibat pandemi COVID-19 memaksa masyarakat meloncat lebih cepat ke kehidupan revolusi industri 4.0.

Pandemi membuat berbagai kegiatan harus dilakukan dari jarak jauh, mulai dari jual beli, pembelajaran, rapat-rapat pemerintah, seminar, hingga konferensi.

"Sekarang siswa juga dipaksa untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Tentu masing-masing kita harus belajar terkait perkembangan baru ini," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini