SuaraBatam.id - Pemkot Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan upaya pencegahan kekerasan psikis terhadap anak sebaiknya dilakukan dari rumah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (P3APM) Tanjungpinang, Rustam mengatakan kekerasan psikis kerap dihubungkan dengan perundungan.
Ia mengatakan bentuk kekerasan psikis nonfisik, seperti membentak, meremehkan, mengejek, menghina, serta menurunkan harkat dan martabat bisa menyebabkan trauma psikologis pada anak.
Rustam menyebut penyebab anak atau teman sebaya melakukan kekerasan psikis, kurangnya bimbingan perilaku dari orangtua dan guru.
Akibatnya, anak-anak melakukan balas dendam. Aksi balas dendam itu menyebabkan psikologis korban terganggu.
"Kontrol yang lemah dari keluarga, menyebabkan lingkungan pergaulan yang buruk, medsos yang tidak sehat lebih dominan memengaruhi anak," ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (30/10/2022).
Rustam mengemukakan lingkungan sekolah harus menjadi wahana pendidikan nilai, norma, dan perilaku yang bebas dari kekerasan melalui penyediaan kebijakan dan aturan, penerapan disiplin positif dan contoh perilaku yang positif dari seluruh warga sekolah.
"Peran sekolah sangat strategis memberi nilai, pengetahuan kepada anak tentang hal-hal baik yang harus dilakukan setiap saat, dan hal-hal buruk yang harus dicegah dan dijauhi," ucapnya.
Dia menyebut kekerasan psikis terhadap anak selalu ada dalam setiap tahun, meski jumlahnya tidak sebanyak kekerasan seksual.
Kekerasan psikis terhadap anak, katanya, tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, melainkan juga anak-anak.
Jumlah korban kekerasan psikis terhadap anak pada periode Januari-September 2022 sebanyak tujuh orang, terdiri atas tiga laki-laki dan empat perempuan.
Tahun 2021, jumlah anak yang menjadi korban kekerasan psikis delapan orang, terdiri atas tiga laki-laki dan lima perempuan.
"Kekerasan psikis bisa dilakukan oleh teman sebaya, bisa juga dilakukan oleh orang tua. November 2021, pelaku kekerasan psikis adalah enam orang anak. Sampai September tahun ini belum ada anak-anak yang menjadi pelaku," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Usai 10 Jam Diperiksa Kasus Surat Tanah, Eks Pj Walkot Tanjungpinang Hasan Nginap di Penjara
-
Sat Set Perceraian Teuku Ryan dan Ria Ricis, Pengacara Sentil Kekerasan dalam Rumah Tangga
-
Rapat Pleno Rekapitulasi Suara di KPU Tanjungpinang Ricuh, Ternyata Gara-gara Ini
-
Cara Kotor Den Yealta, Eks Kepala BP FTZ Tanjungpinang Diduga Terima Fulus Rp 4,4 M Dari Distibutor Rokok
-
Otak-otak Khas Tanjungpinang, Makanan Lezat Dibungkus Daun Kelapa
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Ingat! Penurunan Harga Tiket Pesawat Domestik 10 Persen Hanya Berlaku Hingga 3 Januari
Terkini
-
Serangan Fajar Pilkada Batam: 2 Wanita Ditangkap, Anggota DPRD Diduga Terlibat
-
Kapan 12.12 Dimulai? Ini Promo Histeria Blibli 12.12 2024 yang Menarik Diketahui Termasuk Tanggal Pelaksanaan
-
Berapa Harga HP Infinix Smart 8 RAM 6?
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam