SuaraBatam.id - Masalah pencemaran limbah di Pantai Bintan masih sering terjadi. Ketua LAM Bintan Mustafa Abbas, di Bintan menduga sumbernya berasal dari pencucian tangki minyak kapal dengan kapasitas besar, sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, namun sampai sekarang belum teratasi.
Menurutnya, setiap musim angin utara, seperti limbah itu masih mencemari kawasan pesisir Bintan. Bahkan mengenai kawasan pariwisata di Pantai Trikora dan Lagoi.
Apalagi, limbah minyak itu sulit dibersihkan bila terkena kaki maupun tangan sehingga wisatawan kerap mengeluhkan persoalan itu.
Untuk itu, Ia minta aparat penegak hukum bersikap tegas dalam menangani pencemaran limbah minyak hitam di perairan daerah tersebut.
"Kami minta aparat yang berwenang bersinergi dalam menuntaskan permasalahan ini. Pengawasan yang ketat di kawasan perbatasan perlu dilakukan, disamping tindakan tegas," ujarnya.
Mustafa mengemukakan permasalahan limbah minyak hitam sudah berulang kali dilaporkan Pemkab Bintan dan Pemprov Kepri ke pemerintah pusat. Namun sampai saat ini belum diketahui siapa pelakunya.
"Ada informasi limbah itu berasal dari kapal asing," katanya.
Warga kerap menemukan limbah minyak hitam yang masih berada di dalam karung di sejumlah kawasan pesisir Bintan. Karung-karung yang berisi minyak hitam kemungkinan hancur terhempas gelombang sehingga limbah tersebut berserakan di perairan Bintan.
"Kami ingin permasalahan ini diselesaikan sampai ke akar-akarnya agar tidak terulang lagi pada musim angin utara selanjutnya," ucapnya.
Baca Juga: Sekolah di Bintan Terima Ribuan Seragam Gratis
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bintan kerap menerima laporan pencemaran limbah minyak hitam terjadi di pantai kawasan wisata Lagoi dan Pantai Trikora.
Sejumlah pengelola pantai dan resort di Bintan juga mengeluhkan soal pencemaran limbah minyak hitam kepada pemerintah.
Presiden LSM Air, Lingkungan, dan Manusia (ALIM), Kherjuli berharap pemerintah segera menangani permasalahan itu. Limbah itu juga mengganggu ekosistem perairan.
"Tidak hanya merusak, melainkan juga dapat mengganggu perkembangan ekosistem di perairan Bintan," katanya.
(antara)
Berita Terkait
-
Miris! Ayahnya Bergelimang Harta, Putri Jackie Chan Dibiarkan Tidur di Kolong Jembatan
-
Putri Jackie Chan Hidup Jadi Tunawisma di Kanada, Jauh dari Kemewahan Sang Ayah
-
Dapat Anugerah Adat di Tengah Kinerja Polisi Disorot, Kapolri: Simbol Pengingat
-
Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
-
Eks Petinggi AFF Kritik Strategi Erick Thohir, Naturalisasi Jadi Bom Waktu untuk Timnas Indonesia
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam