Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Rabu, 15 Desember 2021 | 15:51 WIB
Limbah minyak di Pantai Bintan (Foto: antara)

SuaraBatam.id - Masalah pencemaran limbah di Pantai Bintan masih sering terjadi. Ketua LAM Bintan Mustafa Abbas, di Bintan menduga sumbernya berasal dari pencucian tangki minyak kapal dengan kapasitas besar, sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, namun sampai sekarang belum teratasi.

Menurutnya, setiap musim angin utara, seperti limbah itu masih mencemari kawasan pesisir Bintan. Bahkan mengenai kawasan pariwisata di Pantai Trikora dan Lagoi.

Apalagi, limbah minyak itu sulit dibersihkan bila terkena kaki maupun tangan sehingga wisatawan kerap mengeluhkan persoalan itu.

Untuk itu, Ia minta aparat penegak hukum bersikap tegas dalam menangani pencemaran limbah minyak hitam di perairan daerah tersebut.

Baca Juga: Sekolah di Bintan Terima Ribuan Seragam Gratis

"Kami minta aparat yang berwenang bersinergi dalam menuntaskan permasalahan ini. Pengawasan yang ketat di kawasan perbatasan perlu dilakukan, disamping tindakan tegas," ujarnya.

Mustafa mengemukakan permasalahan limbah minyak hitam sudah berulang kali dilaporkan Pemkab Bintan dan Pemprov Kepri ke pemerintah pusat. Namun sampai saat ini belum diketahui siapa pelakunya.

"Ada informasi limbah itu berasal dari kapal asing," katanya.

Warga kerap menemukan limbah minyak hitam yang masih berada di dalam karung di sejumlah kawasan pesisir Bintan. Karung-karung yang berisi minyak hitam kemungkinan hancur terhempas gelombang sehingga limbah tersebut berserakan di perairan Bintan.

"Kami ingin permasalahan ini diselesaikan sampai ke akar-akarnya agar tidak terulang lagi pada musim angin utara selanjutnya," ucapnya.

Baca Juga: Lahan Sudah Jelas, Jembatan Batam-Bintan Siap Dibangun

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bintan kerap menerima laporan pencemaran limbah minyak hitam terjadi di pantai kawasan wisata Lagoi dan Pantai Trikora.

Sejumlah pengelola pantai dan resort di Bintan juga mengeluhkan soal pencemaran limbah minyak hitam kepada pemerintah.

Presiden LSM Air, Lingkungan, dan Manusia (ALIM), Kherjuli berharap pemerintah segera menangani permasalahan itu. Limbah itu juga mengganggu ekosistem perairan.

"Tidak hanya merusak, melainkan juga dapat mengganggu perkembangan ekosistem di perairan Bintan," katanya.

(antara)

Load More