
SuaraBatam.id - Industri manufaktur yang kian berkembang dan canggih di Batam saat ini ternyata sudah mulai ada sejak akhir abad 18. Salah satunya adalah keberadaan pabrik batu bata terkemuka di zaman Batam Brickworks.
Merujuk pada catatan sejarah, sekitar tahun 1898-1899, di kawasan yang saat ini bernama Batu Aji, sosok Raja Ali Kelana dan pengusaha kaya berdarah Tiongkok di Singapura bernama Sam Ong Leong bekerjasama membuat sebuah pabrik batu bata. Raja Ali Kelana dikenal sebagai pemilik lahan dan Sam Ong Leong sebagai pemilik modalnya.
Batam Brickworks diketahui memiliki kantor pemasaran di Prinsep Street 135, Singapura. Berdasarkan arsip dari The Singapore and Straits Directory for 1901, setidaknya ada puluhan iklan Batam Brickworks yang terekspos di majalah berita Singapura pada waktu itu.
Batam Brickworks semakin terkenal sejak dipasarkan dengan iklan dalam majalah berita ternama di Singapura dan menjadi salah satu perusahaan penghasil batu bata terbesar di Kepulauan Riau-Lingga kala itu. Kualitas batu bata bikinan Batam Brickworks saat itu juga mampu bersaing dengan batu bata dari Skotlandia.
Baca Juga: Garuda Pancasila, Lagu Gubahan Seniman Lekra, Lembaga Kebudayaan yang Dekat dengan PKI
Berkat kualitas dan mutu produknya yang bagus, Batam Brickworks kerap memenangkan sejumlah penghargaan di Singapura, Semenanjung Melayu, hingga Kawasan Timur Jauh.
Puncaknya perusahaan ini memenangkan salah satu penghargaan bergengsi pada Hanoi Exposition tahun 1902 dan 1903 di Hanoi dan Penang Agricultural Show di Pulau Pinang tahun 1901.
Batu bata produksi Batam Brickworks memiliki cap khusus bertuliskan BATAM di bagian atas atau sampingnya. Ukuran batu batanya juga memiliki standar dan berkualitas bagus di kala itu.
Masa jayanya tiba saat dipegang oleh Raja Ali Kelana, pabrik batu bata yang telah menggunakan tenaga mesin ini diklaim dalam sehari mampu memproduksi hingga 30.000 batu bata keras atau hard burnt brick.
Singapura dan daerah di dekat jalur perdagangan internasional yang berkembang pesat pada era itu menjadikan kebutuhan akan batu bata semakin meningkat. Hal itu membuat harga jualnya naik cukup tinggi. Pada tahun 1909 harga jual per 10.000 batu bata berkisar hingga $160.
Baca Juga: Pilot Banting Setir Jadi Penjual Ikan Beromset Hingga Rp2 Miliar Tiap Bulan
Zaman pendudukan Inggris dan Hindia Belanda di wilayah itu juga merupakan salah satu pemicu naiknya kebutuhan batu bata untuk pembangunan. Di samping itu industri di berbagai sektor mulai bermunculan baik di Singapura dan daerah Riau-Lingga.
Namun, perjalanan pabrik Batam Brickworks dalam memenuhi pasokan bahan bangunan memiliki lika-likunya sendiri seperti sempat beralih tangan dari perkongsian Raja Ali Kelana dengan Ong Sam Leong kepada Sam Bee Brick Works pada 1910.
Di bawah manajemen Sam Bee Brick Works, label BATAM pada batu bata tetap digunakan. Satu dekade kemudian, pabrik Batam Brickworks kembali dipegang oleh perusahaan Ong Sam Leong dan agen pemasaran Messrs. Boustead & Co. dari Eropa pada 1921.
Kejayaan Batam Brickworks di bawah manajemen Raja Ali Kelana lambat laun tergerus dengan adanya persoalan internal seperti macetnya produksi dan masalah keuangan. Selain itu Batam Brickworks menghadapi masalah sabotase dari pihak eksternal terkait politik.
Raja Ali Kelana menurut sejarah diduga merupakan salah seorang tokoh dari kelompok yang melawan politik kolonial pemerintahan Hindia Belanda yang memegang konsesi wilayah Pulau Batam sejak adanya Traktat London.
Alasan tekanan politiklah yang membuat Raja Ali Kelana mau tak mau harus melepaskan aset produksi Batam Brickworks pada perusahaan lain dan hijrah ke Johor guna menghindari ancaman dari Belanda pada 1911.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Terjadi Hari Jumat saat Bulan Ramadhan
-
Laporkan Dipo Latief ke Polisi, Nikita Mirzani: Karena Dia dan Geng Sampahnya Menganggu
-
Rumah Lengkong, Saksi Bisu Gugurnya Mayor Daan Mogot
-
Pahlawan Seribu, Sejarah Rakyat Serpong Tangsel Mengusir Pasukan NICA
-
Pejuang asal Komering, Abdul Rozak Birokrat Menyiarkan Berita Kemerdekaan
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 9 Mobil Bekas Merek Xenia Harga di Bawah Rp60 Juta, Cocok Jadi Kendaraan Keluarga
- Tecno Pova Curve 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia: HP Murah dengan Layar Elegan
Pilihan
-
Skuad Timnas Indonesia U-23 Dianggap Janggal, Media Vietnam Sorot Gerald Vanenburg
-
Rekomendasi 7 Motor Matic Bekas Murah Rp3 Jutaan, Performa Tangguh buat Aktivitas Harian
-
Perintah Hemat Prabowo Mulai Longgar, Sri Mulyani Buka Blokir Anggaran Rp129 Triliun Bagi 99 K/L
-
Cukai Minuman Manis Batal Berlaku di 2025
-
Ekonomi Loyo, Pajak Ambles Rp77 Triliun: APBN Mei 2025 Minus!
Terkini
-
Bocah di Batam Dianiaya Ayah Tiri, Ditemukan Terlantar di Rumah Sakit
-
ASN Tewas Usai Kencan 'Panas' dengan Wanita Muda di Hotel Karimun
-
9 WNA Dideportasi Imigrasi Batam gegara Salahgunakan Izin Tinggal
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda
-
Inilah 5 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Bisa Bengkak!