Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Kamis, 29 April 2021 | 12:54 WIB
Gary Miller, profesor mualaf asal Kanada (Ist)

SuaraBatam.id - Hidayah bisa mendatangi siapa saja yang dikehendaki oleh Allah. Tidak terkecuali guru besar yang sama sekali belum pernah bersinggungan dengan Islam.

Seorang Professor Matematika bernama Gary Miller, jadi satu dari sekian kisah hidayah yang menarik. Tumbuh di Kanada, ia sebenarnya bukan sosok yang bersinggungan dengan Islam dalam kesehariannya.

Dianugerahi kecerdasan luar biasa, Garry tidak menemukan kesulitan saat belajar teologi di Universitas Wheeling Jesuit, Amerika Serikat.

Tidak hanya cerdas, ia juga aktif menyebarkan agama yang dianutnya. Gaya bicaranya di depan audiens seringkali menyihir masyarakat. Tidak jarang ceramahnya disiarkan di televisi.

Baca Juga: Cerita Khadijah, Putuskan Mualaf usai Baca Surat Al-Baqarah

Garry mendapat gelar doktor dalam bidang matematika dari Universitas Toronto. Usai menyelesaikan studi, Garry merasa ada yang kurang dari ilmu Agama yang ia pelajari. Ia lantas mulai mempelajari tentang agama lain.

Ia seringkali berpindah tempat untuk belajar kepada para pemuka agama untuk menemukan jawabannya. Namun, tidak ada satupun yang memuaskan Garry.

Ia lantas mulai membaca buku-buku tentang Islam karangan orientalis. Namun, ia justru mengkritisi buku tersebut. Ia juga mempertanyakan kesimpulan-kesimpulan orientalis yang kerap memojokkan ajaran Islam dan Nabi Muhammad.

Bagaimana mungkin seorang nabi yang ajarannya kini mendunia disebut tidak waras. Apakah mungkin sosok utusan Sang Pencipta yang membawa dan menyebarkan risalah Ilahiyah hidup dengan abnormal.

Terpancing dengan buku itu, ia menyimpulkan bahwa Muhammad adalah orang yang baik dan cerdas. Setelah terus mencari, Garry kemudian menemukan surah az-Zariyat ayat 52-53,

Baca Juga: Mualaf, Diego Michiels Ungkap Islam dan Keluarga Memberinya Kedamaian

“Tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, ‘Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila.’ Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.”

Dari ayat kitab suci ini, Garry menemukan fenomena ini bukan kali pertama terjadi dalam sejarah manusia.

Ia juga merasa pandangannya cocok dengan Islam usai membaca kisah anak Nabi Ibrahim yang meninggal dunia. Di dalamnya dituliskan, sahabat Nabi pernah berkata, matahari hilang karena anak Rasulullah telah wafat, namun Nabi Muhammad membantahnya.

“Matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian atau hilangnya nyawa seseorang.” 

Jawaban ini tidak hanya menunjukkan Nabi Muhammad bukan seorang pembohong. Tapi, Sang Nabi juga tidak gila dan memahami betul Ilmu Pengetahuan.

Ilustrasi Al Quran (Unsplash/Lexi T)

Hal ini membuatnya semakin semangat belajar Islam. Dalam penuturannya, ia mulai belajar Al Quran tahun 1977. Tiga hari membaca Al Quran, Garry mulai merasa nyaman.

“Inilah keyakinan yang telah saya katakan dan percaya selama 15 tahun terakhir ini,” batin Garry saat itu.

Awalnya, ia meyakini Al Quran adalah otobiografi yang membahas kehidupan Nabi Muhammad, keluarga, dan lingkungannya layaknya.

Namun, setelah membacanya, ia menyadari Al Quran tidak hanya menceritakan tentang Nabi Muhammad saja. Di dalam All Quran, nama Nabi Isa disebut sebanyak 25 kali. Adapun nabi Musa disebutkan lebih dari seratus kali.

Ia juga merasa tenang saat menemukan Surah Maryam. Tak seperti yang disebut kalangan orientalis, ia justru tidak menemukan satu surah pun dengan nama Khadijah, Aisyah, atau Fatimah.

Dalam Al Quran, tidak ada satupun kata yang menyebutkan kesedihan ataupun euforia Rasulullah usai memenangkan perang Uhud. Sehingga ia menyimpulkan, kitab itu berasal dari Allah bukan Nabi Muhammad.

Ia juga menyadari Al Quran sebagai kitan yang tidak terkekang oleh ruang dan waktu. Bahkan, mendahului sains modern dengan fakta paling akurat sebagai temuan ilmiah terbaru. Ia lantas memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada Al quran.

Meski banyak kaum orientalis yang memusuhi Al Quran, Garry kagum dengan kesepakatan penulis barat yang menyebut Al Quran bukanlah buatan manusia karena didalamnya berisi Ilmu diluar kemampuan manusia.

Meski demikian, ada beberapa pihak yang mengklaim, Rasulullah dibantu sekelompok orang untuk membuat Al Quran. Ada pula yang menyebut bahwa setan membantunya.

Mendengar hal ini, Garry tanpa ragu menyebutnya sebagai fitnah. Ia juga menyebut tuduhan itu sebagai bentuk pelarian karena gagal menghadapi kebenaran Al Quran.

Menurutnya, jika Al Quran diilhami dari setan, tidak mungkin menuliskan penghinaan hingga penjelasan godaan oleh bangsanya sendiri.

Banyak buku tidak dapat menyuguhkan penjelasan yang dapat diterima tentang keajaiban Quran. Berbagai kesimpulan buruk tentang Islam selalu dilontarkan dalam berbagai media. Namun, itu semua justru menjadi pemicu orang untuk lebih mendalami hakikat Islam.

Gary Miller memeluk Islam pada tahun 1978. Dia memilih nama mualaf Abdul Wahid Omar. Dia mengundurkan diri dari pekerjaannya di departemen matematika dan lebih memilih mengabdi untuk berdakwah di Kanada. Buku yang ditulisnya menarik perhatian banyak orang berjudul The Stunning Quran

Load More