SuaraBatam.id - Kasus pelajar perempuan non-muslim yang diwajibkan menggunakan jilbab beberapa saat lalu mendapatkan sorotan media internasional.
Berita yang diangkat beragam, mulai dari perkara perundungan yang menimpa siswi itu karena tidak memakai hijab hingga trauma yang dialami siswi tersebut.
Salah satunya Dailymail.co.uk yang memberitakan perempuan non muslim di Indonesia dipaksa untuk mengenakan hijab layaknya seorang muslimah.
Media Inggris itu menyebut, siswi itu mengalami tekanan psikologis akibat akibat penghinaan di depan publik, hingga penjatuhan sanksi.
“Pakai jilbab harus jadi pilihan, bukan aturan wajib. Ada kepercayaan yang berkembang di seluruh Indonesia bahwa jika Anda seorang wanita Muslim dan Anda tidak mengenakan jilbab, Anda kurang saleh; Anda secara moral kurang,” tulis Daily Mail mengutik ucapan peneliti Human Right Watch (HRW), Andreas Harsono pada Kamis (18/3/2021).
Berbeda dengan Daily Mail, media Reuters mengabarkan trauma yang dialami korban yang dipaksa mengenakan jilbab.
“Dampak tekanan agama, terutama untuk memakai jilbab, saat masih muda, terasa seperti tidak ada ruang untuk bernapas,” kata Ifa Hanifah Misbach, seorang Psikologis Indonesia, dilansir dari Reuter pada Kamis (18/3/2021).
“Saya ingin melarikan diri,” lanjutnya.
Melansir Terkini.id (jaringan Suara.com), media timur tengah, Aljazeera bahkan mengangkat soal prinsip Bhineka Tunggal Ika yang dikaitkan dalam kasus ini.
Baca Juga: Reaksi Dunia Pasca Meghan Markle Diwawancarai Oprah Winfrey
Diberitakan bahwa semboyan itu tidak dirasakan bagi sebagian perempuan di Indonesia, salah satunya Wiwin, perempuan berusia 21 tahun yang menganut kepercayaan Sunda Wiwitan.
“Mereka (sekelompok tujuh guru) menanyai saya di kantor kepala sekolah, bertanya, apa agamamu, siapa Tuhanmu, di mana kitab sucimu?” cerita Wiwin, dikutip dari Aljazeera pada Kamis (18/3/2021).
“Saat pelajaran agama, guru saya bilang, pakai hijab. Saya merasa rendah diri. Saat jam istirahat, teman-teman saya kadang memanggil saya kafir,” ujarnya lagi.
Dalam penuturannya, Wiwin mengaku sekolah umum yang tidak berorientasi agama apapun seharusnya berhak belajar di sekolah tanpa menggunakan hijab.
“Apa gunanya ‘berbeda-beda tetap satu juga’, jika para guru tidak mengerti,” kata Wiwin.
Tag
Berita Terkait
-
Dipaksa Pakai Jilbab, Surat Ortu Siswi di Padang Belum Direspons Jokowi
-
Siswi Nonmuslim Dipaksa Pakai Jilbab, Mendikbud: Langgar Kebhinekaan
-
Mahfud Ikut Kecam Siswi Non Islam Dipaksa Pakai Jilbab: Tak Boleh!
-
Mahfud MD Angkat Bicara Soal Kasus Siswi Nonmuslim Dipaksa Pakai Jilbab
-
Siswi Nonmuslim Dipaksa Pakai Jilbab, Eks Wako Padang: Miss Komunikasi
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam