SuaraBatam.id - Intensitas hujan tinggi membuat sejumlah wilayah di Kota Batam tergenang, Kamis (17/12/2020). Terpantau, jalan-jalan di kawasan seperti Bengkong, Nagoya, Simpang Kabil hingga Perumahan elit Duta Mas pun terendam air.
Sistem drainase yang ada, tidak cukup meredam genangan air akibat hujan dengan intensitas tinggi. Drainase yang ada saat ini butuh waktu sehingga debit air yang tergenang bisa susut segera setelah hujan.
"Pemko Batam perlu merancang sistem drainase yang efektif mengantisipasi hujan deras. Biar gak gini-gini terus," sebut Yuliani, salah satu warga pemilik toko di Bengkong, dilansir laman Batamnews, Jumat (18/12/2020).
BMKG sebelumnya menganalisa dampak fase awal La Nina pada akhir tahun.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan tertulis mengatakan, saat ini tengah terjadi Fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate).
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim, Suratman menjelaskan bahwa dampak dari La Nina ini tidak begitu signifikan di Kepri.
“Karena mungkin daerah kita ini kepulauan, tapi masyarakat tetap diiimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” ujar Suratman belum lama ini.
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad sebelumnya pernah memetakan masalah dan penyebab banjir di kota Batam
Berdasarkan pemaparan berbagai pihak, kata Amsakar, disimpulkan terdapat tujuh penyebab banjir di Batam. Pertama, karena adanya perubahan tata guna lahan yang semestinya merupakan daerah resapan air menjadi bangunan.
Baca Juga: Jelang Natal, Harga Cabai di Pasar Kota Batam Meningkat Hampir 100 Persen
Kedua, kapasitas daya tampung drainase tidak lagi mampu mengimbangi curah hujan dan pertumbuhan penduduk. Kemudian ketiga, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
"Ini terbukti dengan ditemukannya ratusan botol bekas minuman di dalam drainase," ujarnya.
Lalu, penyebab keempat adalah kembalinya air dari laut ke darat. Biasanya ini terjadi saat hujan yang bersamaan dengan air pasang. Air yang seharusnya mengalir ke laut, justru kembali meluap lebih besar.
"Ada kasus air tidak bisa dilempar ke laut, di sananya pasang (laut), jadi berbenturan, dan meluap," kata Amsakar.
Kelima, banjir terjadi akibat curah hujan yang relatif tinggi. Keenam, terjadinya penyempitan di hulu dan hilir drainase.
Dan penyebab terakhir, ketujuh karena kurangnya penegakan hukum terkait pengelolaan sampah.
Berita Terkait
-
Pilkada Batam: Muhammad Rudi Gelar Quick Count Pukul 16.00 WIB Hari Ini
-
Hak Pencoblosan, Petugas KKPS di Batam Datangi Pasien Positif COVID-19
-
KPU Kota Batam Bingung Pikirkan Nasib Suara Pemilih Pasien Covid-19
-
KPU Batam Ungkap Kebingungan Terkait Hak Suara Pasien Covid-19
-
Pasien Positif Corona di Batam Hampir 5.000 Orang!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam