SuaraBatam.id - Beberapa vaksin Covid-19 potensial sudah menunjukkan kemanjuran. Namun tetap saja ada orang yang tidak percaya dengan vakin. Mereka biasa disebut dengan "anti-vaxxer", kelompok orang yang menghindari vaksin lantaran meyakini teori konspirasi yang berberedar.
Salah satunya klaim bahwa vaksin Covid-19 tidak aman dan para peserta percobaan meninggal setelah mendapat obat ini.
Para ahli telah mengecam teori-teori ini. Bahkan, profesor bakteriologi emeritus di Universitas Aberdeen, Hugh Pennington, mengatakan klaim ini berbahaya.
"Mitos-mitos ini perlu ditangani karena beberapa orang benar-benar mempercayainya. Mereka bisa berbahaya," tutur Pennington, dilansir The Sun.
Baca Juga: Dianggap Sebarkan Teori Konspirasi Covid-19, Film Ini Banjir Kecaman
Profesor Pennington dan ahli onkologi serta mantan Kepala Program Kanker Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Karol Sikora, menyanggah beberapa teori gila yang beredar secara daring.
1. Vaksin mengubah DNA
Ada klaim bahwa vaksin akan mengubah DNA dengan memasuki sistem tubuh manusia.
"Pada dasarnya Anda akan menjadi manusia yang dimodifikasi secara genetik," tulis klaim yang beredar di Facebook beberapa waktu lalu.
Pennington mengatakan hal ini tidak mungkin terjadi. Sebab, vaksin Covid-19 merupakan vaksin mRNA, yang tidak menggunakan cara memasukkan virus lemah atau tidak aktif ke tubuh menusia, seperti kebanyakan vaksin lain.
Baca Juga: Bill Gates, Sosok Jenius di Balik Microsoft yang Dibayangi Teori Konspirasi
Vaksin mRNA justru 'mengajarkan' tubuh untuk membuat protein yang memicu respon imun agar dapat melawan infeksi, apabila seseorang terpapar di waktu lain.
"Vaksin tidak mendekati DNA Anda," tutur Pennington.
2. Dikembangkan secara cepat
Satu kekhawatiran yang digembar-gemborkan banyak orang di media sosial adalah bahwa vaksin tidak aman karena kecepatan pengembangannya.
“Ilmu di balik (vaksin ini) telah berlangsung selama beberapa tahun. Kecepatan lebih berkaitan dengan uji coba. Tapi mereka (ilmuwan) tidak terburu-buru," jelas Pennington.
Ia menambahkan bahwa ilmuwan dapat merekrut banyak relawan di uji coba mereka karena banyak orang terinfeksi penyakit pernapasan ini di seluruh dunia.
"Puluhan triliun rupiah investasi telah mengalir ke uji coba, mempercepat proses pendanaan yang biasanya melelahkan. tetapi standar umum untuk keamanan dan kemanjuran tidak berubah," sambungnya.
3. Sukarelawan uji coba pertama meninggal
Artikel palsu mulai beredar di media sosial pada bulan April dan mengklaim bahwa ahli mikrobiologi Elisa Granato, yang mengambil bagian dalam uji coba Universitas Oxford, meninggal karena komplikasi setelah disuntik dengan vaksin.
Namun, nyatanya dokter tersebut mengonfirmasi bahwa dirinya masih hidup dan baik-baik saja.
4. Vaksin adalah wajib
Ini adalah sesuatu yang menurut Profesor Sikora tidak akan pernah terjadi.
Undang-undang Kesehatan Masyarakat (Pengendalian Penyakit) 1948 memberi pemerintah kekuasaan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengurangi penyebaran infeksi atau kontaminasi.
Tetapi undang-undang secara eksplisit mengatakan pihak berwenang tidak dapat memaksa seseorang untuk melakukan perawatan medis, termasuk vaksin.
Namun, ini akan menyulitkan seseorang apabila ingin bepergian ke negara lain. Sebab, orang perlu sertifikat vaksin untuk bepergian, lanjut Sikora.
5. Vaksin mengandung microchip
Konspirasi ini selalu berkaitan dengan pendiri Microsoft, Bill Gates. Orang-orang percaya bahwa alasan yayasan besarnya, Bill And Melinda Gates Foundation, mendanai penelitian untuk vaksin Covid-19 adalah karena mereka ingin menguasai dunia.
Namun, hal itu tidak pernah terjadi. Mereka tidak bereksperimen pada manusia dan tidak menyertakan tekonologi perangkat keras apa pun, termasuk microchip.
"Microchip harus sangat kecil sehingga tidak akan berfungsi. Itu tidak mungkin," bantah Pennington.
Berita Terkait
-
Kapan Waktu yang Tepat Beri Anak HP? Ini Saran Bill Gates
-
Sudah Move On dari Bill Gates, Siapa Pacar Baru Melinda Gates?
-
Heboh! Warganet TikTok Hubungkan Roti Kaesang dengan Kasus Tom Lembong, Kok Bisa?
-
Profil Melinda Gates: Rahasia Sukses di Microsoft hingga Pemberdayaan Perempuan
-
Bill Gates Sumbang Rp775 Miliar untuk Dukung Kamala Harris
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Buruan Serbu! Daftar Promo Pilkada 2024, Ada Kopi Gratis!
-
Momen Pilkada, Harga Emas Antam Langsung Melonjak
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
Terkini
-
Kapan 12.12 Dimulai? Ini Promo Histeria Blibli 12.12 2024 yang Menarik Diketahui Termasuk Tanggal Pelaksanaan
-
Berapa Harga HP Infinix Smart 8 RAM 6?
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya