SuaraBatam.id - Kementerian Pertanian federal kembali mengkonfirmasi dua kasus demam babi Afrika (ASF) di Negara Bagian Brandenburg, Jerman timur pada Kamis (2/10/2020).
Dengan adanya tambahan kasus ini, maka total sudah ada 40 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 10 September dan semuanya terjadi pada satwa liar.
Melansir Antara yang menukil dari Reuters, temuan baru yang berada di temuan pertama ini dibenarkan langsung oleh lembaga sains Friedrich-Loeffle Jerman, demikian klaim Kemnterian terkait.
Pada Rabu (1/9/2020) kemarin, satu kasus juga ditemukan di area baru yang berjarak sekitar 60 km dari lokasi kasus pertama.
Baca Juga: Adik Ipar Joy Tobing Juga Positif COVID-19
Kementerian setempat sebelumnya sudah memperingatkan adanya potensi temuan kasus demam bai yang lebih banyak mengingat penyakit tersebut sangat menular.
Menanggapi hal ini, China dan sejumlah negara pengimpor daging babi lainnya melarang impor daging babi asal Jerman pada September setelah kasus pertama dikonfirmasi, yang berdampak pada meningkatnya harga babi.
Demam babi diketahui tidak berdampak bahaya pada manusia, namun berakibat fatal bagi hewan babi dan menjadi wabah besar di China, produsen daging babi terbesar di dunia. Sementara itu, tempat di Asia penyakit demam babi berdampak besar pada arus perdagangan daging babi global.
Pemerintah Negara Bagian Brandenburg saat ini mengaku tengah bergerak cepat melakukan pencarian babi hutan yang mati di kedua daerah tersebut.
Pesawat tanpa awak juga dikerahkan dengan tim lapangan dan hutan untuk mendeteksi sejauh mana penyebaran penyakit tersebut.
Baca Juga: Bantuan Covid-19 Kabupaten Serang Akan Disalurkan Langsung, Asalkan...
Berdasarkan laporan, pada jasad babi hutan pertama menunjukkan kemungkinan hewan itu mati akibat penyakit tersebut delapan sampai sepuluh pekan yang lalu.
Diperkirakan, demam babi mulai merambah Jerman sejak awal bulan Juli lalu.
Setelah sempat anjlok pada 11 September lalu, harga babi di Jerman terpantau stabil, dengan harapan bahwa Spanyol, Belanda, Denmark dan negara Uni Eropa lainnya mulai menggenjot penjualan daging babi ke China dan negara lainnya sebagai pengganti pasokan dari Jerman.
Berita Terkait
-
Profil Borussia Monchengladbach, Calon Klub Kevin Diks Paling Kuat di Liga Jerman?
-
Demi Datangkan Kevin Diks, Klub Bundesliga Jerman Rela Tendang Pemain Timnas Jepang
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Ulasan Novel Alster Lake: Kisah Cinta Seorang Penulis di Danau Alster
-
Reboisasi Hutan dengan Drone: Hanya 20 Menit dan Hemat Hingga Setengah Biaya!
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Kapan 12.12 Dimulai? Ini Promo Histeria Blibli 12.12 2024 yang Menarik Diketahui Termasuk Tanggal Pelaksanaan
-
Berapa Harga HP Infinix Smart 8 RAM 6?
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya