Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 02 Oktober 2020 | 10:57 WIB
Ilustrasi virus G4 penyebab flu babi. (Shutterstock)

SuaraBatam.id - Negara Bagian Brandenburg, Jerman Timur diserang virus demam babi Afrika atau ASF. Ada 2 orang yang kembali terkonfirmasi.
Hal itu dipastikan, Kementerian Pertanian federal pada Kamis.

Kasus tersebut menambah total menjadi 40 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 10 September.

Semuanya terjadi pada satwa liar.

Temuan terbaru, yang dibenarkan oleh lembaga sains Friedrich-Loeffle Jerman, berada di area kasus pertama, menurut kementerian.

Baca Juga: Viral Gerakan Golput Jika Liga 1 Terus Dibatalkan

Pada Rabu satu kasus juga ditemukan di area baru yang berjarak sekitar 60 km dari lokasi kasus pertama.

Sebelumnya kementerian memperingatkan potensi lebih banyak kasus demam babi mengingat penyakit tersebut sangat menular.

Cina dan sejumlah konsumen lainnya melarang impor daging babi asal Jerman pada September setelah kasus pertama dikonfirmasi.

Sehingga menyebabkan harga daging babi melonjak.

Penyakit tersebut tidak berbahaya bagi manusia, namun berakibat fatal bagi hewan babi dan menjadi wabah besar di Cina, produsen daging babi terbesar di dunia.

Baca Juga: Perhatian! Sakit di Musim Flu Akan Jalani 2 Tes Virus

Sementara itu, tempat di Asia penyakit demam babi berdampak besar pada arus perdagangan daging babi global.

Pemerintah Negara Bagian Brandenburg mengaku sedang gencar melakukan pencarian babi hutan yang mati di kedua daerah tersebut, dengan tim di lapangan dan di hutan serta pesawat nirawak juga dikerahkan untuk menilai sejauh mana penyebaran penyakit tersebut.

Pemeriksaan jasad babi hutan pertama menunjukkan kemungkinan hewan itu mati akibat penyakit tersebut delapan sampai sepuluh pekan yang lalu.

Sehingga demam babi bisa jadi masuk ke Jerman pada awal Juli, katanya.

Harga babi Jerman tidak berubah sejak anjlok pada 11 September dengan harapan bahwa Spanyol, Belanda, Denmark dan negara Unii Eropa lainnya akan menggenjot penjualan daging babi ke China dan tempat lainnya di Asia sebagai pengganti pasokan dari Jerman, di mana permintaan di
Uni Eropa sendiri telah terpenuhi. (Antara)

Load More