3. Suku Togutil
Suku Togutil mendiami hutan Halmahera yang terancam punah akibat aktivitas pertambangan. Suku satu ini merupakan komunitas etnis dimana hidup mereka berpindah-pindah di hutan mereka tinggal di hutan Totodoku dan hutan Lolobata.
Berdasarkan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, jika perusahaan penambang terus menambang di kawasan hutan, maka suku terpencil ini akan terancam punah karena kehilangan sumber makanan mereka.
4. Suku Sakai
Suku Sakai adalah suku asli Provinsi Riau, mereka dikenal hidup nomaden atau suka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Sesuai dengan arti namanya, Sakai, yang berarti anak-anak negeri, yang hidupnya di sekitar sungai. Mata pencaharian suku ini pun bersumber dari hasil kekayaan yang ada di sungai, yakni ikan.
Banyak masyarakat yang beranggapan suku Sakai jauh dari kemajuan sehingga mereka seringkali diremehkan bahkan dianggap direndahkan.
Saat ini suku Sakai semakin terpinggirkan, bahkan populasi mereka sangat terancam. Penyebabnya karena tanah mereka kaya akan minyak bumi.
Akibatnya, pepohonan di wilayah mereka ditebangi dan mereka pun semakin terusir. Semakin sedikitnya hutan membuat mereka kehilangan tempat tinggal. Kini suku Sakai sudah tidak memiliki ruang untuk hidup. Sistem kebijakan yang diterapkan oleh negara justru membuat suku ini terasing dari tanah leluhur mereka.
Baca Juga: Pemprov Banten dan Pemkab Serang Saling Tuding Izin Galian di Desa Sanding
5. Suku Rimba
Suku Rimba berada di Jambi, namun saat ini mereka semakin sulit diketahui keberadaannya akibat hutan yang digunakan sebagai tempat tinggal telah dijadikan kawasan perusahaan.
Bahkan tidak jarang dari mereka justru terpaksa harus lari dari wilayah yang sudah mereka tempati selama turun temurun. Keberadaan mereka saat ini semakin menurun. Terlebih sejak adanya kawasan sebuah perusahaan di kawasan hutan harapan.
Sejak tahun 2006, ada ratusan kepala keluarga dari suku itu harus meninggalkan kampung halamannya akibat kawasan mereka yang masuk ke dalam konsesi perusahaan.
Orang rimba merupakan salah satu komunitas terasing di provinsi Jambi. Mereka terbagi ke dalam berbagai macam-macam suku tergantung daerahnya. Pemerintah setempat memutuskan menyebut mereka dengan sebutan suku anak dalam.
Itulah beberapa suku yang mulia kehilangan tempat hidup mereka hampir berabad-abad karena keserakahan manusia lainnya. Semoga pemerintah setempat bisa membuat kebijakan yang seharusnya tidak membuat keberadaan mereka tergerus dan terpinggirkan.
Tag
Berita Terkait
-
Awas! Beredar Penipuan Berkedok Facebook dan Whatsapp Istri Gubernur Kepri
-
Tiga Pasangan Calon Peserta Pilkada Kepri Ditetapkan KPU Secara Resmi
-
Prakiraan Cuaca Batam Hari Rabu 23 September 2020, Hujan di Sore Hari
-
Cegah Sebaran COVID-19, Ratusan Petugas Gabungan Kawal MTQ 2020 Kepri
-
KPU Kepri Persilakan PDIP Tarik Dukungan Dari Apri-Roby di Pilkada Bintan
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam