Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 18 September 2020 | 13:00 WIB
Sebanyak 200 petugas mengikuti Apel Siaga Cegah COVID-19 dalam menyelenggaraan MTQ 2020 Kepri di Tanjungpinang, Jumat (18/9/2020).(FOTO ANTARA/Nikolas Panama)

SuaraBatam.id - Total 200 petugas gabungan mengikuti apel siaga guna mencegah penularan COVID-19 dalam penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) 2020 Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di lapangan tak jauh dari Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Jumat (18/9/2020).

Arahan juga diberikan dari Sekretaris Daerah Kepri Tengku Arif Fadillah yang memimpin secara langsung apel tersebut.

Petugas gabungan tersebut terdiri atas anggota TNI dan Polri, Satpol Pamong Praja dan anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Seluruh petugas telah diperiksa kesehatannya dengan menggunakan metode pemeriksaan cepat (rapid test).

Baca Juga: Tes Swab Almarhum Ade Firman Hakim Keluar, Apa Hasilnya?

"Baru-baru ini saya juga tes usap (swab), hasilnya negatif," kata Sekda, melansir Antaranews.

Arif mengatakan, petugas gabungan akan mengawasi "Malam Ta'ruf" yang dilaksanakan malam nanti. Selain itu, mereka juga turut mengawal penyelenggaraan MTQ mulai 19-24 September 2020.

"Di ajang MTQ Kepri 2020 ini tidak ada 'Pawai Ta'ruf' untuk mencegah penularan COVID-19," katanya.

IOa menambahkan, petugas akan bersikap humanis dalam penegakan protokol kesehatan selama pelaksanaan MTQ. Teguran yang disampaikan petugas terhadap peserta maupun tamu undangan diharapkan dipatuhi untuk kepentingan bersama.

"Seluruh petugas akan mengawasi dan menegur secara halus terhadap siapa saja yang melanggar protokol kesehatan," ungkapnya.

Baca Juga: Nyamar Jadi Preman, Bupati PPU Temukan Banyak Pelanggar Masker

Ia menambahkan jumlah tamu undangan dibatasi agar menjaga jarak fisik sekitar 2 meter dapat diterapkan. Jumlah peserta dan tamu undangan dalam kegiatan tersebut sekitar 1.200 orang. Sementara kapasitas lapangan dan bangunan MTQ mencapai 3 ribu.

"Kami berharap pelaksanaan MTQ ini tidak menimbulkan permasalahan kesehatan. Jangan sampai muncul klaster baru," pungkasnya.

Load More