Data Pengunjung Marina Bay Sands Bocor, Diduga Diakses Ilegal oleh Pihak Ketiga

Sekitar 665.000 data pengunjung Marina Bay Sands (MBS) Singapura diduga bocor. Data pengunjung itu diduga diakses oleh pihak ketiga tak dikenal.

Eliza Gusmeri
Rabu, 08 November 2023 | 18:03 WIB
Data Pengunjung Marina Bay Sands Bocor, Diduga Diakses Ilegal oleh Pihak Ketiga
ilustrasi hacker, dampak buruk data paspor bocor (Standert on Freepik)

SuaraBatam.id - Sekitar 665.000 data pengunjung Marina Bay Sands (MBS) Singapura diduga bocor. Data pengunjung itu diduga diakses oleh pihak ketiga tak dikenal.

Hal tersebut diungkap oleh operator resor terintegrasi di MBS, hari Selasa (7/11).

Melansir todayonline, Chief Operating Officer MBS, Paul Town, mengatakan bahwa pembobolan itu terjadi pada tanggal 19 dan 20 Oktober lalu. Namun, MBS pertama kali menyadarinya pada  20 Oktober.

"segera mengambil tindakan untuk mengatasinya", kata Town.

Baca Juga:Bos IBM: Generatif AI Mampu Meningkatkan Keamanan Siber

Town menambahkan bahwa MBS "tidak yakin data keanggotaan dari program hadiah kasino kami, Sands Rewards Club, terkena dampaknya".

MBS mengatakan bahwa data pribadi yang diakses termasuk nama pelanggan, alamat email, nomor ponsel, negara tempat tinggal, serta nomor dan tingkatan keanggotaan mereka.

"Berdasarkan investigasi kami, sampai saat ini kami tidak memiliki bukti bahwa pihak ketiga yang tidak berwenang telah menyalahgunakan data untuk merugikan pelanggan," kata Town.

"Setelah mengetahui masalah ini, kami segera melakukan investigasi, bekerja sama dengan firma keamanan siber eksternal terkemuka, dan telah mengambil tindakan untuk lebih memperkuat sistem dan melindungi data," tambahnya.

Resor terpadu ini telah melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang yang relevan di Singapura.

Baca Juga:BSSN Bongkar Alasan Kenapa Situs Pemerintah Rentan Kebocoran Data

"Merupakan praktik terbaik untuk memantau akun Anda dari aktivitas yang mencurigakan dan mengubah pin login Anda secara teratur, dan untuk lebih waspada terhadap upaya phishing, terutama terhadap mengklik tautan yang dapat mengarahkan Anda ke situs web berbahaya di mana kata sandi atau informasi pribadi lainnya mungkin diminta," tambah Town.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini