SuaraBatam.id - Pencemaran air laut oleh limbah minyak di Pantai Melayu Batu Besar Batam merupakan terparah menurut penuturan warga setempat. Pencemaran limbah minyak tersebut juga bukan pertama kali mengotori pantai tersebut.
"Siapa yang tanggungjawab ini, tempatnya cantik dikotorin," ujar seorang warga dikutip dari Batamnews--jaringan suara.com.
Meskipun limbah tersebut sudah dibersihkan, warga setempat menyebut dampaknya bisa berbulan-bulan, barulah mereka bisa melaut.
"Bisa enam sampai tujuh bulan, itu pun tak pulih seperti semula,” kata Sulaiman, seorang nelayan kepada Batamnews.
Baca Juga:Tangis Ibu Tak Kuasa Tahan Haru saat Sambut Kepulangan Anaknya yang Berhasil Lolos dari Maut
Menurut warga meskipun sudah dibersihkan mereka menganggap pantai mereka tetap kotor.
Dampaknya pengunjung pantai tak kedatangan wisatawan, nelayan kehilangan mata pencaharian, pengelola kuliner merugi.
“Coba lihat, sudah dibersihkan petugas [pantai], tetapi tetap kotor,” kata dia.
Kepala Bidang Pengolahan Sampah B3 dan Kajian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kepulauan Riau menyebut petugas sudah berupaya membersihkan.
"Ada12 drum besar ditambah 3 karung berkapasitas 1-2 ton berisi minyak hitam," ujarnya, pada 9 Mei 2023.
Baca Juga:Dipolisikan Erwin Aksa, Ini Nasib Ironi Romahurmuziy yang Baru Keluar Bui
Edison juga membenarkan kejadian pencemaran tersebut terjadi berulang bahkan kerap mencemari pantai di Batam, Lagoi, perairan Bintan.
“Kalau dari citra satelit sebaran [minyak hitam] saja yang keliatan, tetapi sumbernya belum diketahui,” kata Edison.