Tampil di Google Doodle, Ini Kiprah dan Peran Raja Ali Haji dalam Sejarah Melayu

Siapa Raja Ali Haji dan mengapa Google memilihnya tampil di Doodle?

Eliza Gusmeri
Sabtu, 05 November 2022 | 10:36 WIB
Tampil di Google Doodle, Ini Kiprah dan Peran Raja Ali Haji dalam Sejarah Melayu
Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad [Google Doodle]

SuaraBatam.id - Gambar tokoh tersohor melayu Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau yang dikenal Raja Ali Haji dijadikan Google doogle hari ini, Sabtu (5/11/2022).

Siapa Raja Ali Haji dan mengapa Google memilihnya tampil di Doodle?

Raja Ali Haji dikenal sebagai pencipta Gurindam 12. Gurindam 12 merupakan salah satu puisi Melayu lama atau karya sastra.

Sebagai daerah serumpun, di Batam nama Raja Ali Haji juga diabadikan sebagai nama museum, untuk mengenang jasanya.

Baca Juga:Profil Raja Ali Haji, Sastrawan yang Menjadi Google Doodle Hari ini

Berdasarkan sejarah, dilansir dari suarariau, Raja Ali Haji lahir di pusat Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau (Kepri) pada tahun 1808.

Raja Ali Haji lahir lima tahun setelah Pulau Penyengat dibuka sebagai tempat kediaman Engku Puteri. Ia lahir dua tahun setelah benteng Portugis A-Famosa di Melaka diruntuhkan atas perintah William Farquhar.

Orang-orang Melayu juga sering memberikan nama anaknya dengan mengambil nama datuk (kakek) apabila datuknya itu sudah meninggal.

Hal inilah yang menyebabkan banyak terjadi kemiripan nama dalam masyarakat Melayu.

Raja Ali Haji menjadi tokoh penting dunia Melayu lantaran pemikirannya terhadap perkembangan Melayu. Karya-karya sastranya dijadikan rujukan dalam tradisi penulisan klasik maupun modern.

Baca Juga:Siapa Raja Ali Haji, Tokoh Melayu Penulis Gurindam 12 yang Jadi Google Doodle

Ia juga dikenal sebagai ulama yang banyak berpengaruh terhadap wacana dan tradisi pemikiran Melayu.

Karya Raja Ali Haji yang dikenal luas adalah Gurindam Duabelas yang kemudian diabadikan di sepanjang dinding bangunan makamnya.

Kapan persisnya Raja Ali Haji meninggal sempat menjadi perdebatan. Tak sedikit sumber yang menyebutkan bahwa Ali Haji wafat pada 1872, namun ternyata ada fakta lain.

Pada 31 Desember 1872, Raja Ali Haji pernah menulis surat kepada sarjana kebudayaan Belanda bernama Hermann von de Wall. Sarjana Belanda tersebut kemudian menjadi sahabat terdekatnya, yang meninggal di Tanjungpinang pada tahun 1873.

Dari fakta ini dapat dikatakan bahwa Raja Ali Haji meninggal pada tahun yang sama sekitar 1873 di Pulau Penyengat.

Makam Raja Ali Haji berada di komplek pemakaman Engku Putri Raja Hamidah, persisnya terletak di luar bangunan utama Makam Engku Putri.

Pada 5 November 2004 lalu, melalui Keppres Nomor 89/TK/2004, Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yodhoyono (SBY) menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada Raja Ali Haji atas kontribusinya pada bahasa, sastra, budaya Melayu dan sejarah Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini