Pengakuan Korban Selamat dari Kapal PMI yang Tenggelam di Batam: Tanpa Pelampung, Mengapung Berjam-jam di Laut

Sahman (35) satu korban selamat dari tenggelamnya kapal PMI di Perairan Nongsa, Kota Batam akibat cuaca buruk, Kamis (16/6/2022) malam itu.

Eliza Gusmeri
Kamis, 23 Juni 2022 | 19:00 WIB
Pengakuan Korban Selamat dari Kapal PMI yang Tenggelam di Batam: Tanpa Pelampung, Mengapung Berjam-jam di Laut
Ilustrasi tenggelam. (Pixabay/Suetot)

SuaraBatam.id - Sahman (35) satu korban selamat dari tenggelamnya kapal PMI di Perairan Nongsa, Batam, Kamis (16/6/2022) malam  menceritakan kronologis kejadian.

Melansir Batamnews, Ia bersama puluhan calon pekerja migran Indonesia (PMI) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) rencananya akan diseludupkan ke Malaysia.

Ia bagian dari 23 orang PMI ilegal yang selamat. Sebanyak 6 orang hingga kini hilang dan masih dicari Tim SAR. Satu mayat sebelumnya ditemukan di laut beberapa hari bereselang.

Berdasarkan pengakuannya, saat kejadian mereka tidak diperlengkapi pelampung.

Baca Juga:Alasan Kenaikan Harga Tiket Feri di Batam karena Beli BBM di Singapura, Kadin: Aneh, Mengapa Tak Pakai Pertamina?

Ketika kapal tenggelam, Sahman berusaha menolong yang lain. Ia mengingat sempat menarik lengan seorang wanita, dan mencoba menolong.

Namun akhirnya tidak tertolong, karena Ia sendiri juga tidak pandai berenang. Sahman mencoba untuk terus mengapung, agar tidak tenggelam.

“Saya terapung, bertahan beberapa jam, sangking lamanya di air, sempat hilang kendali,” katanya.

Jika terlambat 1 menit saja, Sahman mengaku Ia bisa mati. Sampai akhirnya bantuan datang, seorang nelayan dengan perahunya.

“Saya teriak, tolong, siapa yang punya hati, tolong saya, baru ada suara, rupanya itu nelayan, saya disuruh mengapung dulu karena sampannya gag muat,” kata Dia.

Baca Juga:Harga Cabai di Batam Masih Mahal, M. Rudi Tawarkan Buka Lahan Pertanian tapi Sulit Terealisasi

Tidak lama setelah itu, Sahman kemudian diangkut ke perahu nelayan. Ia bersama korban selamat diletakkan di tepi pantai, hingga bantuan yang lain tiba.


Ingin Bekerja dengan Penghasilan Tinggi


Sahman berasal dari Lombok Timur, Ia berencana untuk bekerja ke Malaysia karena ingin menaikkan penghasilan.

Sehari-hari, Sahman bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan yang tidak tetap, umumnya Ia bisa menghasilkan uang senilai kurang dari Rp 2 juta per bulan.

“Karena gaji yang kecil di kampung, Saya tertarik ke luar negeri, supaya penghasilan bisa bertambah,” ujarnya saat ditemui di rumah singgah BP2MI wilayah Kepri di Batam, Selasa (20/6/2022) lalu.

Informasi mengenai pekerjaan ke luar negeri diperolehnya dari tetangganya, Syahnan yang juga satu rombongan speed boat dengannya, namun hingga kini masih hilang.

Sahman mengaku harus membayar Rp 7,5 juta agar dapat bekerja ke Malaysia dan belum termasuk ongkos pesawat dari Lombok ke Batam, totalnya melebihi Rp 10 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini