Pengungsi Afganistan di Batam Mengaku Sudah Divaksin Lengkap, tapi Gubernur Kepri Berkata Lain

Ansar mengatakan dalam aturan, orang asing tertentu bisa menerima vaksinasi, namun, belum diketahui apakah pencari suaka masuk di dalamnya.

Eliza Gusmeri
Rabu, 19 Januari 2022 | 13:28 WIB
Pengungsi Afganistan di Batam Mengaku Sudah Divaksin Lengkap, tapi Gubernur Kepri Berkata Lain
Aksi unjuk rasa para pencari suaka asal Afganistan di Batam, Kepulauan Riau (partahi/suara.com)

SuaraBatam.id - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad saat ditemui di kawasan Batuampar mengaku bahwa pemberian booster bagi pengungsi masih menunggu aturan Pemerintah Pusat.

Ansar mengatakan dalam aturan, orang asing tertentu bisa menerima vaksinasi, namun, belum diketahui apakah pencari suaka masuk di dalamnya.

"Ya saya belum tahu nanti kalau dapat arahan dari pusat pasti kita berikan dosis satu dua juga kalau ada yang belum," kata Ansar saat diwawancara Suarabatam.id, Rabu 19 Januari 2022.

Ansar menyebut, Pemerintah Kepri saat ini hanya memberikan bantuan kepada pencari suaka yang memiliki penyakit berat.

Baca Juga:Update Jumlah Pasien Covid-19 di RSKI Batam: Tersisa 100 Orang

"Kalau ada diskresi penyakit-penyakit berat tak mungkin tak kita tangani," kata Ansar.

Sementara itu, seorang pengungsi Afganistan yang ditemui saat unjuk rasa di Perumahan Royal Grande, Batam Center, mengaku sudah divaksin dua kali.

Ia mengakui, vaksin tersebut diterimanya dari kegiatan vaksinasi yang digelar oleh IOM di Hotel Kolekta, sekitar empat bulan yang lalu.

Menurut keterangannya, seluruh penghuni di Hotel Kolekta yang menjadi lokasi bagi pengungsi Afganistan di Batam telah menerima vaksin dosis lengkap.

Namun demikian, hingga saat ini belum ada informasi lanjutan terkait kemungkinan kegiatan vaksinasi dosis ketiga (booster) untuk para pengungsi.

Baca Juga:Residivis Asal Singapura Bawa Lari Motor Pinjaman di Batam

Diketahui, pengungsi Afganistan kembali melakukan unjuk rasa untuk menemui perwakilan IOM, Selasa (18/1/2022) kemarin. Aksi di depan rumah mewah itu menimbulkan keresahan karena kerumunan berpotensi pada penyebaran Covid-19.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini