SuaraBatam.id - Varian baru Covid-19 yakni Omicron terus diwaspadai masyarakat dunia. Beberapa penelitian terbaru mengungkap sifat virus tersebut.
Dikutip dari herstory, Omicron yang diduga memiliki mutasi lebih cepat. Penelitian lainnya juga menyebut virus ini mampu menurunkan antibodi 41 kali lebih rendah.
Sebuah penelitian skala kecil yang dilakukan oleh tim peneliti Sandile Cele dari Afrika Selatan, SARS-CoV-2 Omicron has extensive but incomplete escape of Pfizer BNT162b2 elicited neutralization and requires ACE2 for infection (2021) menyatakan, varian omicorn mampu menurunkan antibodi pasca vaksin Pfizer 41 kali lipat lebih rendah dibandingkan varian lainnya.
Namun pada seseorang yang sudah pernah terpapar Covid-19 serta vaksinasi dua dosis, meskipun berkurang masih memiliki adekuat dari antibodinya untuk menetralisir varian omicorn.
Baca Juga:Hasil Riset: Vaksin 'Booster' Pfizer dan BioNTech Diklaim Bisa Menangkal Varian Omicron
Cele dan tim mengatakan kemungkinan vaksin booster diperlukan untuk mencegah serta melawan varian omicorn guna meningkatkan dan menjaga antibodi.
Kendati begitu perlu digarisbawahi kalau hasil penelitian lain mungkin berbeda karena penelitian ini hanya dilakukan dalam skala kecil pada vaksin Pfizer. Bisa saja berbeda bilamana penelitian mengikutsertakan jenis vaksin lainnya.
Sehingga pada seseorang yang bukan menerima vaksin Pfizer dan pernah terpapar Covid-19 belum diketahui seperti apa efeknya.
Terkait gejala dan komplikasi dari varian Omicorn sampai saat ini masih dilakukan penelitian lebih lanjut dan dipastikan belum masuk ke Indonesia.
Hingga saat ini vaksin booster di Indonesia masih ditujukan kepada tenaga kesehatan, mengingat pemerintah masih gencar memenuhi vaksin full dosis secara merata terlebih dulu bagi masyarakat umum.
Baca Juga:Ilmuwan Temukan Varian Omicron Versi Baru, Diduga Lebih Sulit Dideteksi PCR