Pemanfaatan Baru 5,7 Persen, Indonesia Bersiap Kembangkan Biomassa 32,6 Gigawatt

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, Indonesia punya potensi bioenergi mencapai 32,6 gigawatt. Namun, saat ini baru 1,9 gigawatt atau sekitar 5,7 persen yang dimanfaatkan.

M Nurhadi
Kamis, 12 Agustus 2021 | 22:11 WIB
Pemanfaatan Baru 5,7 Persen, Indonesia Bersiap Kembangkan Biomassa 32,6 Gigawatt
Ilustrasi biomassa napier grass atau biasa disebut rumput gajah. [Shutterstock]

SuaraBatam.id - Rencana strategis kini tengah digodok Kementerian ESDM demi kesiapan negara dalam menyediakan energi baru terbarukan berbasis biomassa.

Uniknya, rencana ini menguat dengan semangat pemerintah yang ingin mendorong potensi daerah demi strategi ini.

Sebagaimana disampaikan oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana sebelumnya, pemerintah juga mengajak perusahaan dan masyarakat untuk berkolaborasi mengembangkan energi listrik biomassa.

Untuk diketahui, di ujung timur Negara Indonesia, Merauke ada pengusahaan energi berbasis biomassa yang telah berjalan baik yakni PT Medco Energi.

Baca Juga:Lengkap! Cara Mendapat Stimulus Listrik Gratis Periode Agustus 2021 di Jakarta

Pembangkit listrik tenaga biomssa yang memiliki kapasitas listrik mencapai 3,5 megawatt itu dijual melalui PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengaliri listrik warga.

Tidak hanya melibatkan perusahaan dalam pembangunan pembangkit biomassa, pemerintah juga mendorong masyarakat untuk bisa memproduksi energi biomassa secara mandiri.

"Nanti untuk pembangkit kecil didorong dengan dana pemerintah yang sekarang kami pikirkan adalah dengan dana alokasi khusus (DAK)," ujar Dadan.

Diungkapkan pula oleh Direktur Operasi Medco Energi Budi Basuki, pembangkit listrik biomassa di Merauke menjadi pembangkit listrik swasta pertama dengan energi baru terbarukan di Papua.

Ia meyakini, pembangkit tersebut jadi bukti bahwa public private partnership antara PLN dan Medco Energi yang didukung oleh dana pemerintah melalui Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Kementerian Keuangan dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) berhasil dilaksanakan.

Baca Juga:Lengkap! Daftar 7 Bansos COVID-19 Cair di Bulan Agustus 2021, Sejahtera Mendadak!

Ia menambahkan, investasi energi senilai Rp140 milyar itu diharapkan bisa menjadi pilot project di Indonesia.

Terlebih, pemanfaatan biomassa yang bersumber dari hutan tanaman industri menjadi energi hijau yang berkelanjutan bisa memberi dampak positif untuk pengurangan emisi karena sifatnya yang karbon netral.

Budi juga mengungkapkan, pembangkit listrik biomassa terbukti bisa mengurangi biaya pembangkitan dan impor BBM karena memanfaatkan sumber daya lokal.

Untuk catatan, berdasarkan data dari Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi bioenergi mencapai 32,6 gigawatt. Namun, saat ini baru 1,9 gigawatt atau sekitar 5,7 persen yang dimanfaatkan.

Bioenergi merupakan salah satu energi ramah lingkungan yang bisa diperoleh dari sumber biologis. Biasanya berupa limbah industri kayu, jerami, hasil pertanian seperti tebu dan singkong yang dapat diolah menjadi bahan bakar.

Selain itu, biomassa juga bisa didapatkan dari kotoran hewan dan sampah organik yang dikonversi menjadi energi dan menghasilkan bioenergi. Energi dari biomassa merupakan salah satu bagian dari siklus karbon.

Pemanfaatan teknologi bioenergi tidak hanya meningkatkan ketahanan energi nasional, tetapi memberikan kontribusi bagi penyediaan energi bersih yang dapat menekan emisi karbon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini