SuaraBatam.id - Pelaksanaan vaksinasi massal yang kerap dilakukan di Batam sejak beberapa bulan belakangan, ternyata tidak hanya selalu menyisakan keluhan dari masyarakat yang mengaku kesulitan dalam mendapat akses vaksin.
Hal berbeda dirasakan oleh para pedagang kaki lima (PKL), yang selalu terlihat hadir dalam pelaksanaan vaksinasi massal, baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam, maupun organisasi swasta, dan institusi lain.
"Sampai jam segini saya sudah dapat Rp 500 ribu mas, untuk jualan roti saya. Datang tadi pagi sekitar pukul 06.00 wib," jelas Salman salah satu penjual roti, yang berada di area vaksinasi masal Tumenggung Abdul Jamal, Sabtu (31/7/2021).
Tentunya penghasilan berbeda akan didapatkan Salman, apabila ia berkeliling ke sejumlah perumahan di Kota Batam.
Baca Juga:Dinkes Segera Periksa Nakes Pemberi Dua Vaksin Covid-19 Dalam Satu Waktu di Batam
"Biasanya sih kurang dari ini sih mas kalau saya keliling," tutur Salman.
Pelaksanaan vaksinasi massal, dan diikuti oleh ratusan bahkan ribuan masyarakat Batam ini, diakuinya sangat membantu terutama di masa PPKM diberlakukan di Batam.
Sudah tiga hari berjualan di lokasi yang sama, Salman mengaku bahwa dagangannya selalu ludes dibeli oleh warga yang tengah menunggu vaksinasi.
"Makanan kan perlu mas, terutama bagi masyarakat yang akan divaksin. Tapi dari pagi sudah disini dan belum sempat sarapan. Jadilah roti saya sebagai salah satu solusi," ujarnya sambil tersenyum.
Selama tiga hari berjualan di lokasi yang sama, Salman mengaku bahwa dalam sehari dapat membawa pulang keuntungan hingga Rp 600 ribu.
Baca Juga:Sudah Nunggu dari Pagi, Warga Pekanbaru Kesal Tak Jadi Vaksinasi
Namun demikian, keuntungan nya dalam berjualan ini juga akan dipotong oleh beberapa pengeluaran, salah satunya adalah pungutan biaya yang dikenakan oleh pengelola, dan belanja bahan untuk membuat roti.
"Sehari saya dikenakan biaya Rp 50 ribu untuk berjualan disini. Belum lagi potongan uang bensin, dan setoran. Makanya harga jual roti saya yang naik mas, biasa jual Rp 5 ribu, tapi disini jadi Rp 6 ribu per potong roti," ungkap Salman.
Mengenai pungutan di lokasi Tumenggung Abdul Jamal, juga diakui oleh Reka salah seorang penjual minuman, dimana biaya pungutan per hari yang dikenakan pengelola berbeda bagi setiap pedagang.
"Karena saya pakai tenda, saya dikenakan pungutan Rp 100 ribu per hari," jelasnya.
Walau demikian, ramainya peserta vaksinasi diakuinya dapat menutup untuk biaya pungutan per hari yang dikenakan oleh pengelola kawasan.
Para pedagang juga mengakui menggunakan sistem menaikkan harga beberapa produk, guna mengejar biaya pungutan dan untuk menutup biaya operasional.
"Bedalah mas, jualan di dalam dan di luar harga minuman seperti air mineral saja ini beda merk beda harga. Paling murah Rp 5 ribu," jelasnya.
Untuk diketahui, pelaksanaan vaksinasi massal yang berlangsung di Tumenggung Abdul Jamal, diadakan sejak Rabu (28/7/2021), dan ditargetkan selesai pada Selasa (2/8/2021) mendatang.
Adapun Polresta Barelang, diketahui sebagai pihak penyelenggara sendiri, dan pelaksanaan vaksinasi massal ini ditargetkan menyasar sekitar 15 ribu warga Kota Batam.
"Target lima hari, yaitu 15 ribu orang, dengan satu hari kita akan vaksin 3000 orang. Hari ini terakhir dalam minggu ini, dan akan dilanjutkan kembali pada Senin dan Selasa depan," kata Kabag Ops Polresta Barelang, Kompol Sandityo, saat ditemui di lokasi vaksin.
Disebutkannya, saat ini antusias masyarakat sangat tinggi untuk melakukan vaksin. Bahkan, agar dapat nomor antrian, banyak warga yang rela antri dari subuh.
Sementara, untuk target yang telah ditentukan juga terbatas, yaitu 3000 orang dalam satu hari, sehingga, warga yang terlambat datang, kebanyak tidak dapat nomor antrian.
"Antusias sangat tinggi. Sejak subuh sudah banyak yang datang dan antri, bahkan ada juga beberapa yang datang dini hari," katanya.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait