Kronologi Lengkap Pamwascam Diseret Massa Salah Satu Paslon Pilkada Kepri

Saksi Nopialdi bilang ke korban bahwa untuk tarian bersama-sama tidak boleh dilakukan saat kampanye, ucap Arie.

M Nurhadi
Jum'at, 13 November 2020 | 11:16 WIB
Kronologi Lengkap Pamwascam Diseret Massa Salah Satu Paslon Pilkada Kepri
Ilustrasi Penganiayaan [Antara]

SuaraBatam.id - Ketua panitia pengawas pemilu kecamatan (Panwascam) Batam Kota, Salim dianiaya sekelompok massa pendukung salah satu paslon Pilkada Kepri pada Kamis (12/11/2020) lalu.

Peristiwa itu diduga karena Salim yang sebelumnya menegur massa yang tidak menghiraukan protokol kesehatan dalam kegiatan kampanye sore itu.

Disampaikan Direskrimum Polda Kepri, Kombes Pol Arie Dharmanto, saat ini pihaknya telah menerima laporan penganiayaan ini.

“Iya benar, laporannya sudah masuk,” ujar Direskrimum Polda Kepri, Kombes Pol Arie Dharmanto, Jumat (13/11/2020) pagi.

Baca Juga:Miris, Baru 32 Persen Masyarakat yang Komitmen Patuhi Protokol Kesehatan

Arie mengatakan, kronologi berawal saat korban yang bertugas sebagai Panwascam Batam Kota, mendatangi kegiatan kampanye dari Paslon nomor urut 1 Pilkada Kepri dan nomor urut 1 Pilkada Batam di Ruko Center Park, Batam Kota.

Kombes Arie mengatakan acara kampanye tersebut adalah Peresmian Posko Relawan Sinergi-Luar Biasa (Nias).

“Kehadiran dia (Salim) di sana sehubungan tugas pelapor untuk mengawasi agar tidak ada terjadinya pelanggaran kampanye dalam PKPU No.13 Tahun 2020,” kata Arie, melansir Batamnews (jaringan Suara.com).

Korban yang melihat akan ada acara tarian bersama lantas menghubungi atasannya yakni Komisioner Bawaslu Kota Batam Divisi Pengawasan, Nopialdi untuk menanyakan apakah dibolehkan atau tidak kegiatan tarian tersebut dilaksanakan.

“Saksi Nopialdi bilang ke korban bahwa untuk tarian bersama-sama tidak boleh dilakukan saat kampanye,” ucap Arie menjelaskan.

Baca Juga:Jubir Satgas Covid-19: Vaksinasi akan Diprioritaskan untuk Kelompok Rentan

Mendapat penjelasan itu, korban lalu mendatangi Ketua Panitia dan memberitahu agar acara tersebut bisa dihentikan. 

Namun massa ternyata menolak, dengan alasan bahwa acara tersebut adalah acara Tarian Adat Nias dan mengatakan bahwa acara telah selesai dan itu hanya acara hiburan saja.

"Korban mendatangi Tim Paslon No Urut 1 Pilkada Kepri, untuk menyampaikan perihal yang sama namun acara tersebut tetap dilakukan. Korban mencoba mengambil video saat acara berlangsung untuk dokumentasi, tapi dia didatangi oleh oknum tim kampanye karena ngambil video,” tutur Arie.

Berdasarkan laporan yang diterima, korban juga dimarahi oleh Paslon terkait. Melihat kejadian tersebut, sejumlah oknum warga mendatangi korban, bahkan korban juga diseret agar menjauhi lokasi.

“Pada saat itulah ada yang memukul korban dibagian pipi kanan, perut dan lengan bagian kanan korban. Namun dia tidak mengetahui siapa yang melakukan hal tersebut,” katanya.

Beruntung pada saat itu ada beberapa anggota tim kampanye dan petugas kepolisian yang bertugas, langsung mengamankan kegiatan tersebut membantu korban agar tidak menjadi sasaran amukan Massa.

“Gusi bagian dalam mulut masih sakit dan nyeri pada tulang rusuk,” ucap Arie.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini