Cuan PT Pelindo Anjlok di Tanjung Pinang karena Pandemi COVID-19

Biasanya, pendapatan dari Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura berkisar Rp 1,3 miliar - Rp 1,5 miliar per bulan.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 16 September 2020 | 15:31 WIB
Cuan PT Pelindo Anjlok di Tanjung Pinang karena Pandemi COVID-19
Pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjungpinang. [Batamnews]

SuaraBatam.id - Pendapatan PT Pelindo Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau turun miliaran rupiah. Ini diakibatkan pelayanan internasional Pelabuhan Sri Bintan Pura tidak berfungsi selama pandemi COVID-19.

Asisten Manajer Pelayanan Pelabuhan SBP Tanjungpinang Raja Junjungan Nasution mengatakan, pelayananan internasional Pelabuhan Sri Bintan Pura tidak beroperasi sejak 28 Maret 2020 karena Malaysia dan Singapura mengisolasi wilayahnya.

Biasanya, pendapatan dari Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura berkisar Rp 1,3 miliar - Rp1,5 miliar per bulan.

Pendapatan itu bersumber dari tarif masuk pelabuhan sebesar Rp60.000 per orang untuk warga asing. Sedangkan untuk WNI Rp 40.000 per orang.

Baca Juga:Warga Positif Corona di Kota Tangerang Dilarang Isolasi Mandiri di Rumah

"Sejak akhir Maret 2020 sudah tidak ada lagi pendapatan itu," ujarnya di Tanjungpinang, Rabu (16/9/2020).

Namun pelayanan domestik Pelabuhan Sri Bintan Pura tetap beroperasi. Dalam sebulan pendapatan dari pelabuhan domestik ini rata-rata Rp 500 juta, salah satunya bersumber dari tarif masuk pelabuhan.

Sejak pandemi COVID-19, kata dia jumlah pengguna fasilitas pelabuhan pun menurun.

"Pendapatan dari pelabuhan domestik pun jauh berkurang sejak pandemi COVID-19," ucapnya.

Raja mengatakan PT Pelindo tetap memberikan pelayanan secara maksimal kepada pengguna jasa pelabuhan. Pelindo juga meningkatkan fasilitas pelayanan untuk kepentingan pengguna jasa pelabuhan.

Baca Juga:Obat Rheumatoid Arthritis & Remdesivir Bisa Kurangi Masa Pemulihan Covid-19

"Penghematan dilakukan selama masa-masa sulit ini, namun tidak mengurangi mutu pelayanan," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini