APMM Malaysia Tembak WNI Hingga Tewas, Kuasa Hukum Ajukan Uji Materil

"Sudah menyampaikan ke pihak kepolisian, kalau informasi dari Malaysia korban (Amin) ditembak karena ingin merampas senjata (petugas APMM), itu yang perlu di uji secara materil," ujar Urip Santoso.

M Nurhadi
Selasa, 25 Agustus 2020 | 19:59 WIB
APMM Malaysia Tembak WNI Hingga Tewas, Kuasa Hukum Ajukan Uji Materil
Petugas APMM merilis jika mereka berhasil menggagalkan penyelundupan 90 bakul yang berisi satwa burung murai. Total barang diperkirakan 290 ribu RM atau mencapai Rp 1 milyar. (Foto:Batamnews/ Facebook Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia)

SuaraBatam.id - Seorang warga Bintan bernama Firman Bahtiar Amin (37) tewas ditembak oleh salah seorang petugas dari badan penegak hukum maritim Malaysia--Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM)

Pihak APMM mengklaim, terpaksa menembak Amin karena yang bersangkutan melakukan perlawanan hingga membuat mereka terancam. Akhirnya petugas Malaysia melepaskan tembakan yang membuat bapak dua anak tersebut tewas di tempat.

"Sudah menyampaikan ke pihak kepolisian, kalau informasi dari Malaysia korban (Amin) ditembak karena ingin merampas senjata (petugas APMM), itu yang perlu di uji secara materil," ujar Urip Santoso, kuasa hukum Amin di hadapan Polres Bintan.

Berdasarkan informasi yang disampaikan keluarga korban, ujar Urip, Amin sehari-hari kerja serabutan. Ia mau ke Malaysia usai ditawari salahs eorang temannya Minggu (23/8/2020).

Baca Juga:Kabur Usai Pukul Ayah Kandung hingga Tewas, Egwin Diringkus 2 Jam Kemudian

"Hanya dua orang temannya lah yang tahu bagaimana kronologi kejadian itu," ujarnya kepada Batamnews.co.id (jaringan Suara.com).

Sementara itu, Syukuri, ayah Amin berharap jenazah anaknya segera dapat dipulangkan dari Malaysia.

"Iya dia anak saya. Dia meninggal dunia ditembak di Malaysia," ujarnya saat dijumpai di teras rumahnya yang berada di Jalan Pantai Sakera, Kampung Bugis, Selasa (25/8/2020).

Amin yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara dituturkan Syukuri memiliki rumah sendiri di Gang Tua Muda, Kampung Bagus.

Sebelum pergi pada Minggu (23/8/2020) bersama dua rekannya yaitu Cecep dan Made, ia sempat pamit ke orang tuanya untuk menjalankan bisnis antar pesanan burung murai.

Baca Juga:Kepala Madrasah di Gorontalo Pacari Siswi Hingga Ajak Hubungan Suami Istri

"Kalau anak saya itu tekong kapalnya. Kalau Cecep dan Made, mereka itu ABK-nya lah. Saya berharap jasad Amin (korban) dapat dipulangkan kesini dan dimakamkan disini," jelasnya.

Insiden yang menewaskan Amin di Perairan Tanjung Kelesa Bandar Penawar, Johor Bahru itu terjadi pada Senin (24/8/2020) dini hari.

APMM mengklaim kapal yang dibawa Amin akan mengambil puluhan keranjang berisi ratusan burung murai untuk diselundupkan ke Indonesia dari Malaysia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini