Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Jum'at, 09 Februari 2024 | 18:17 WIB
Ikan Dingkis salah satu simbol perayaan Imlek di Batam Kepulauan Riau. [Suara.com/Partahi)

SuaraBatam.id - Nelayan di Pulau Pecong, Kecamatan Pulau Belakangpadang, Kota Batam, Kepulauan Riau, kebanjiran rezeki menjelang Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili. Pasalnya iklan dingkis melimpah dan laris diekspor ke Singapura, bahkan harga jualnya fantastis.

Melansir Antara, Camat Belakang Padang Yudi Admajianto mengatakan, Pelabuhan Pulau Belakangpadang menjadi titik akhir proses ekspor ikan dingkis ke Singapura.

"Setiap hari, rata-rata 5 ton ikan dingkis diangkut kapal untuk dipasarkan di Negeri Singa tersebut," ungkap Yudi.

Musim panen ikan dingkis ini menjadi tradisi tahunan bagi warga Belakangpadang.

"Hampir semua orang memasang kelong di Pulau Pecong, Pulau Kasu, dan Pulau Pemping untuk menangkap ikan dingkis," kata Yudi.

Harga Ikan Dingkis Melonjak Tinggi

Harga ikan dingkis melambung tinggi saat Imlek. Nelayan bisa menjualnya dengan harga Rp300 ribu hingga Rp400 ribu per kilogram.

"Ikan dingkis di perairan Belakangpadang hanya bertelur setahun sekali, yaitu saat Imlek. Makanya, harganya jadi tinggi," ujar Toyib, seorang nelayan ikan dingkis di Pulau Pecong.

Toyib mengaku bisa meraup untung hingga Rp38 juta dalam sehari dari penjualan ikan dingkis. "Kelong saya bisa menghasilkan 5 kg ikan dingkis per hari. Biasanya, ikan ini dibeli oleh pengepul untuk dijual kembali ke Batam dan Singapura," terangnya.

Di hari biasa, harga ikan dingkis jauh lebih rendah, yaitu sekitar Rp25 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram.

Load More