Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Senin, 27 November 2023 | 10:05 WIB
Ilustrasi Korban Perundungan (Pixabay/Anemone123 )

SuaraBatam.id - Ibu tiri pelaku pembakaran anak berinisial ASA (8) ternyata memiliki kebiasaan sulit mengontrol emosi. Hal ini diungkapkan Z yang merupakan suami dari terduga pelaku sekaligus ayah kandung korban.

Y, perempuan 42 tahun yang diduga kuat sebagai pelaku pembakaran anaknya, kata Z, punya kebiasaan emosi yang meledak-ledak dan diduga memiliki masalah mental.

Menurut dia, Yuliana juga perempuan yang sangat mudah cemburu. Z menceritakan, istrinya tersebut kerap marah hanya karena dirinya membantu tetangga dekat rumah.

"Dia tidak suka kalau saya bantu-bantu orang di sekitar kompleks," ujar Z.

Baca Juga: Ribuan Warga Batam Gelar Solidaritas untuk Palestina di WTB, Kumpulkan Dana Donasi Ratusan Juta

Dikutip dari Batamnews --jaringan Suara.com, Zainuddin merasa tersiksa sejak menikah dengan Yuliana, seorang janda asal Curup, Provinsi Bengkulu.  Meskipun ia berencana untuk menceraikan Yuliana, namun hal tersebut belum terealisasi.

Konflik semakin meningkat ketika Zainuddin melihat Yuliana menendang anak perempuan itu di depan matanya, menjadi puncak dari berbagai pertengkaran yang terjadi di antara mereka.

Pada suatu waktu, Yuliana bahkan mengancam Zainuddin agar tidak menceraikannya, dengan ancaman membuat hidupnya tidak tenang.

Hal ini membuat Zainuddin merasa takut dan cemas, terutama karena anaknya tinggal bersama Yuliana. Akhirnya, pada 3 November, Zainuddin berhasil menceraikan Yuliana dengan mengantarnya ke Jodoh, namun kejadian tragis pembakaran rumah terjadi setelahnya.

Dalam rekaman CCTV, Zainuddin menyaksikan rumahnya dibakar, dan anaknya, Aida, yang sedang tidur lelap harus mengalami luka bakar yang parah karena kejadian tersebut.

Baca Juga: Hujan Deras, Plafon Ruang Tunggu Bandara Hang Nadim Batam Amblas dan Kebanjiran

Keputusan Zainuddin untuk menceraikan Yuliana diikuti oleh peristiwa tragis ini, menunjukkan kompleksitas masalah hubungan dan kesejahteraan keluarga.

Load More