SuaraBatam.id - Aksi unjuk rasa puluhan pengungsi Afghanistan di Kota Batam, Kepulauan Riau berujung ricuh dan menyebabkan satu orang pengungsi mengalami luka di bagian wajah.
Pantauan di lokasi 23 Agustus 2022, aksi yang awalnya berlangsung damai di depan Kantor Walikota Batam, dipicu dengan kedatangan satu unit mobil Innova berwarna hitam yang ditumpangi tiga orang.
Mobil tersebut membuat macet arus lalu lintas di depan Kantor Walikota Batam, karena memarkirkan mobilnya hingga ke tengah jalan.
Kemudian ketiga orang tersebut langsung melakukan tindakan provokatif pada pengungsi yang berdemo, yang diawali dengan aksi penendangan yang dilakukan oleh salah satu dari ketiga oknum tersebut.
Baca Juga: Bentuk Protes, Mahasiswa Unila Taburi Bunga Tujuh Rupa ke Foto Karomani
"Awalnya kami hanya duduk saja sambil orasi. Tiba-tiba ada tiga orang datang dengan menggunakan mobil, dan langsung menendang salah satu dari kami," papar Ali salah satu pengungsi yang berada di lokasi, Selasa (23/8/2022).
Berawal dari aksi tendang yang dilakukan oleh salah satu oknum ini, salah satu dari para pengungsi langsung mendapat serangan berupa pemukulan.
Aksi pemukulan ini langsung mendapat respon dari para pengungsi lain yang berada di lokasi, salah satu pengungsi yang diketahui bernama Muhammad Naim, turut menjadi korban dan mengalami luka pada bagian wajah.
"Dia yang mengalami luka itu, awalnya hanya ingin memisahkan. Namun akhirnya dia yang menjadi sasaran pemukulan dari para oknum tersebut," lanjutnya.
Ali menyebutkan sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh para oknum tersebut disaat pihaknya tengah melakukan aksi damai.
Baca Juga: Gelar Unjuk Rasa di Rektorat, Mahasiswa Unila Desak Pecat Rektor Unila cs yang Terlibat Kasus Suap
Pihaknya menuturkan bahwa aksi yang selalu mereka lakukan ini, merupakan aksi agar pihak UNHCR dan IOM, dapat merealisasikan janji mereka dalam memindahkan para pengungsi ke Negara ketiga yakni Amerika, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
"Kami hanya ingin agar kami dapat merasakan lagi bagaimana menjadi manusia. Selama berada di pengungsian ini, kami tidak bisa berbuat apapun kami seperti binatang. Kalau kami sakit dan mau mati barulah kami di gubris," tegasnya.
Berita Terkait
-
Kata Kapolda Kepri Soal Ibu Rantai dan Siksa Anak Sendiri di Batam
-
Donald Trump Tunjuk Mike Waltz Jadi Penasihat Keamanan Nasional
-
Di Balik Jeruji Truk: Kisah Pilu Pengungsi Rohingya yang Ditolak di Aceh
-
Akankah Taliban Didengar? Delegasi Afghanistan di COP29 Tanpa Pengakuan PBB
-
Tersambar Petir, 13 Anak Tewas di Gereja Kamp Pengungsi Uganda
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
Hanya 7 Merek Mobil Listrik China yang Akan Bertahan Hidup
-
Prabowo Mau Bangun Kampung Haji Indonesia di Mekkah
-
LIVE REPORT Kondisi SUGBK Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Bandara IKN Siap Sambut Penerbangan Komersial, Proyeksi 2026
-
Melihat 'Jeroan' Bank INA Milik Salim Group yang Alami Lonjakan Kredit Bermasalah
Terkini
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya
-
16 Atlet Muaythai Batam Bertarung di Vitka Gym, Ajang Pemanasan Menuju Porkot 2024
-
Melestarikan Mangrove, Mengangkat Ekonomi: Perjuangan Gari di Kampung Tua Bakau Serip, Desa Binaan Astra