
SuaraBatam.id - Ekonomi Inggris dilaporkan dalam tekanan. Inflasi negara itu naik ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, pada Juli 2022.
Disusul bank sentral negara Inggris diperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Dikutip dari Hops.id, inflasi itu dipicu kenaikan harga pangan, yang memberikan kontribusi kenaikan terbesar terhadap perubahan antara Juni dan Juli. Suatu hal yang juga diafirmasi Kantor Statistik Nasional (ONS).
"Melonjaknya tagihan rumah tangga dan biaya transportasi menjadi masalah terbesar, dan menahan pengeluaran diskresioner di seluruh Inggris karena pendapatan riil terus turun," kata Kepala Eksekutif Konsorsium Ritel Inggris Helen Dickinson, dilansir Hops.ID dari laman Xinhua, Kamis, 18 Agustus 2022.
Bahkan inflasi dapat meningkat lebih jauh di bulan Oktober nanti, bersamaan dengan peningkatan besar yang diantisipasi secara luas dalam batas harga energi.
Bank of England juga mengatakan inflasi akan melonjak lebih dari 13 persen pada kuartal keempat, dan tetap pada tingkat yang sangat tinggi sepanjang tahun 2023.
Sementara analisis dari badan amal Citizens Advice menunjukkan bahwa satu dari empat orang di Inggris tidak akan mampu membayar tagihan energi mereka pada bulan Oktober, dan angka tersebut dapat melonjak menjadi satu dari tiga orang pada bulan Januari 2023 mendatang.
Beberapa bisnis pada bulan Oktober juga akan menghadapi tagihan energi lima kali lipat dari harga saat ini, karena kekhawatiran atas pasokan gas Rusia, pasar listrik yang ketat di Eropa, dan gangguan global terhadap Liquified Natural Gas terus memicu lonjakan harga, menurut firma riset pasar Cornwall Insight.
Dickinson juga menyebutkan, bahwa dengan inflasi yang terus tinggi, pengecer juga dapat menghadapi kenaikan tagihan tarif bisnis mereka.
Baca Juga: Duh! BI Ungkap Inflasi pada Tahun 2023 Berisiko Lebihi 4 Persen
"Ini akan menimbulkan mimpi buruk bagi pengecer yang sudah berjuang dengan margin tipis," katanya lagi.
Untuk mengatasi krisis biaya hidup yang memburuk, pemerintah Inggris mengumumkan paket bantuan pada bulan Mei, termasuk mengirimkan pembayaran satu kali langsung ke rumah tangga berpenghasilan terendah.
Namun demikian, sejak itu, prospek ekonomi di Inggris semakin buruk, dan dukungan itu dianggap tidak cukup.
Berita Terkait
-
45 Menit Berharga Elkan Baggott Kasih Bukti Layak ke Premier League Liga Inggris
-
Harga Beras SPHP Zona 1 Rp 12.500 dan Zona 2 Rp 13.100 per Kilogram
-
Bantu Ekonomi dan Pangan, PNM Bagikan 240 Ekor Ayam
-
Beras SPHP Disalurkan ke 300 Titik, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Nasional
-
Krisis Air Ancam Ketahanan Pangan 2050, 10 Miliar Penduduk Dunia Bakal Kerepotan!
Terpopuler
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- Dipantau Alex Pastoor, 3 Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Layak Dipanggil ke Senior
- 43 Kode Redeem FF Terbaru 18 Juli: Klaim Hadiah Squid Game, Outfit, dan Diamond
- 8 Mantan Pacar Erika Carlina yang Hamil di Luar Nikah, Siapa Sosok Ayah Sang Anak?
- 7 Pilihan Tablet dengan SIM Card untuk Kuliah, Spesifikasi Mumpuni Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Breaking News! Kevin Diks Cedera Lagi
-
12 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Kode Keras! Thijs Dallinga: Saya Tahu Situasi Timnas Sekarang
-
3 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 128 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Kisah Pangeran Arab "Sleeping Prince" Meninggal Dunia Usai 20 Tahun Koma
Terkini
-
BRI Ingatkan Nasabah Waspadai Phishing Demi Keamanan Transaksi Digital
-
BRImo SIP Padel League 2025: BRI Ajak Generasi Muda Aktif dan Terkoneksi
-
Apresiasi BRILiaN Way, Danantara: Transformasi Culture Perkuat Posisi BRI di Asia Tenggara
-
BRI Dukung Tim LKG Indonesia Berlaga di Gothia Cup, Piala Dunia Remaja
-
BRILiaN Way, Transformasi Culture Menuju One of The Most Profitable Bank in Southeast Asia