Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Rabu, 29 Juni 2022 | 09:34 WIB
Rusia kembali menggempur Ukraina dengan serangan rudal di Pusat Perbelanjaan. Sedikitnya 18 orang tewas dan 36 lainnya hilang [Antara]

SuaraBatam.id - Rusia kembali menggempur Ukraina dengan serangan rudal di Pusat Perbelanjaan. Sedikitnya 18 orang tewas dan 36 lainnya hilang tepatnya terjadi di kota Kremenchuk, Ukraina tengah, kata pihak berwenang.

Korban yang hilang masih dilakukan pencarian oleh petugas pemadam kebakaran setempat, Selasa 28 Juni 2022.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal mereka telah menghantam gudang penyimpanan senjata kiriman dari Barat di sekitar lokasi.

Ledakannya memicu kebakaran yang kemudian merembet ke mal tersebut, katanya.

Baca Juga: Jokowi Temui Pemimpin Rusia dan Ukraina, Tawarkan Usulan Koridor Pangan

Ukraina mengatakan bahwa tak ada target militer di kawasan itu dan bahwa Rusia telah membunuh warga sipil secara sengaja di Kremenchuk.

Rusia mengeklaim pusat perbelanjaan itu kosong dan tidak digunakan.

Pernyataan itu dibantah kerabat para korban yang tewas, hilang atau luka-luka seperti Ludmyla Mykhailets.

Perempuan 43 tahun itu sedang berada di dalam mal itu bersama suaminya ketika ledakan melempar tubuhnya.

"Saya terlempar dengan kepala di bawah dan serpihan mengenai badan saya. Seluruh tempat itu runtuh," kata dia saat dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Presiden Jokowi Mohon Doa Memulai Misi Perdamaian Ukraina dan Rusia: Semoga Dimudahkan

Kerabat korban yang hilang berkumpul di hotel di seberang jalan dari lokasi kejadian.

Orang-orang dewasa dan anak-anak, beberapa sambil meneteskan air mata, menyalakan lilin dan meletakkan bunga sebagai penghormatan kepada mereka yang meninggal.

Di wilayah timur, Gubernur Dnipropetrovsk mengatakan di Telegram bahwa Rusia menembakkan enam rudal, tiga di antaranya ditembak jatuh.

Infrastruktur kereta api dan sebuah kompleks industri hancur, dan sebuah kantor penyedia jasa terbakar dalam serangan itu.

Sementara itu, Ukraina dan Rusia saling melemparkan tuduhan dalam sidang Dewan Keamanan PBB, Selasa.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut Rusia sebagai "negara teroris".

Rusia menuduh Zelenskyy memanfaatkan kesempatan itu sebagai "kampanye humas jarak jauh" untuk mengumpulkan lebih banyak senjata dari Barat. [Antara]

Load More