SuaraBatam.id - Orang bisa meninggal dalam keadaan tidur. Kondisi tersebut ternyata dapat disebabkan oleh masalah kesehatan seseorang.
Melansir Himedik, para ahli mengatakan beberapa orang mungkin bisa menurunkan risiko meninggal dalam tidur ini dalam semalam.
"Meninggal dalam kondisi tidur biasanya berhubungan dengan penyakit jantung, paru-paru atau otak," kata Dr. Milind Sovani, konsultan kedokteran pernapasan (pulmonologis) di Rumah Sakit Universitas Nottingham Inggris NHS Trust dikutip dari News Week.
Tak hanya itu, terkadang penderita diabetes juga bisa meninggal dalam kondisi tidur karena kadar glukosa yang rendah.
Sovani mengatakan baru-baru ini seorang pria muda usia 30 tahunan meninggal dunia dalam kondisi tidur akibat penyakit pompe, gangguan penyimpanan glukosa yang menyebabkan kelemahan otot dan kesulitan bernapas.
Meski begitu, kondisi apapun yang bisa menyebabkan kematian di malam hari dalam kondisi tidur bisa diturunkan risikonya.
Posisi tidur telentang salah satu yang bisa menyebabkan kelumpuhan diafragma, yakni otot yang mengontrol pernapasan. Selain itu, kondisi neurologi seperti epilepsi juga bisa meningkatkan risiko meninggal dalam posisi tidur.
Orang dengan epilepsi refrakter lebih rentan terhadap sindrom yang dikenal sebagai Sudden Unexpected Death In Epilepsy (SUDEP), yang diyakini disebabkan oleh kejang yang memengaruhi fungsi pernapasan, jantung, dan elektroserebral tubuh.
Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018 di Frontiers in Neurology menemukan bahwa SUDEP lebih mungkin terjadi pada malam hari atau dini hari.
Baca Juga: 3 Penyakit yang Biasa Menyertai Kehamilan dan Cara Menanganinya
Begitu pula dengan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko stroke, yang bisa berakibat fatal dan terjadi saat tidur.
Kondisi lain yang lebih mungkin memburuk di malam hari termasuk gagal jantung dan sleep apnea, yang menyebabkan pernapasan mulai dan berhenti saat tidur.
Orang dengan apnea tidur obstruktif juga 2,5 kali lebih mungkin mengalami kematian jantung mendadak antara tengah malam dan jam 6 pagi.
Studi ini juga menemukan bahwa orang yang berusia di atas 60 tahun berada pada risiko tertinggi kematian jantung mendadak.
Berita Terkait
-
Gilang Dirga Tak Kuasa Menahan Air Mata Mengenang Sosok Almarhum Ayahnya
-
Sahabat Solidaritas: Detik-Detik Irfan Hakim Beri Pelukan Erat untuk Gilang Dirga yang Berduka
-
Hanya Beda Satu Menit, Gilang Dirga Ceritakan Detik-Detik Sang Ayah Meninggal Dunia
-
Tegar Turun ke Liang Lahad, Gilang Dirga Azankan Sang Ayah di Peristirahatan Terakhir
-
Ivan Gunawan Curhat soal Penyakit Ain, Ustaz Felix Siauw Ungkap Cara Menangkalnya
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Kapal di Karimun Diamankan, Ternyata Bawa Narkoba dan Kayu Tanpa Dokumen
-
Wakil Kepala BGN Ingatkan Pihak Terkait MBG Bekerja Sama dengan Baik
-
BGN Minta Mitra dan Yayasan Peduli Terhadap Siswa-siswi Penerima Manfaat
-
Pejabat Utama dan Kapolres di Polda Kepri Dimutasi, Berikut Namanya
-
Anggota Polisi di Kepri Jalani Sidang Etik usai Diduga Aniaya Pacar