SuaraBatam.id - Harga telur dan ayam ras di Bintan mengalami lonjakan hampir dua kali lipat. Daging ayam yang awalnya dijual dari peternak Rp 27 ribu per Kg kini dijual Rp 43-45 ribu per Kg.
Sementara telur yang semula dijual dalam kisaran Rp 44-48 ribu, kini dijual Rp 52-55 ribu per papan atau 30 butir.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bintan, Khairul menjelaskan bahwa pihaknya sudah koordinasi dengan Asosiasi Peternak Ayam (APA) Bintan.
Peternak mampu menghasilkan produksi sebanyak 213 ton telur dan 216 ton daging ayam per harinya.
Sementara kebutuhan telur hanya 114 ton dan 116 ton untuk daging ayam. Sehingga dipastikan pasokan ayam dan telur sangat aman bahkan bisa memenuhi permintaan Kota Batam dan Tanjungpinang.
"Kalau untuk stok aman dan situasi juga kondusif. Tapi kalau soal harga itu bukan tanggungjawab kita sebenarnya melainkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag). Kami ini urusannya produksi," ujar Khairul dikutip dari Batamnews.co.id--jaringan Suara.com, Sabtu (4/6/2022).
Ayam yang dijual peternakan ke pasaran awalnya Rp 25 ribu per Kg. Dikarenakan harga pakan ternak naik Rp 50 ribu per karungnya terpaksa peternak menaikan harga ayam menjadi Rp 27 ribu per Kg.
Kemudian dengan naiknya pakan juga membuat peternak membatasi makanan ternaknya sehingga ayam-ayam tersebut lambat pertumbuhannya. Akibatnya ayam yang dilepas ke pasaran berukuran sedang namun harganya tetap.
"Meskipun bukan tanggungjawab kita soal harga. Tapi kita juga cari tau mengapa harga ayam dan telur naik. Ternyata itu ulahnya para pedagang bukan salah peternak," jelasnya.
Dari laporan yang diterima ada yang menjual daging ayam diatas Rp 42 ribu. Padahal jika pedagang menjual Rp 40 ribuan saja masih mendapatkan untung karena ayam yang dilepas peternak ke pedagang hanya Rp 27 ribu per Kg. Begitu juga dengan telur nomor 3 yang dijual menembus Rp 51-52 ribu per papan dan telur nomor dua Rp 55 ribu.
"Kalau harga telur dijual Rp 55 ribu per papan dan daging ayam dijual Rp 43 ribu sampai Rp 45 ribu itu namanya menyanyah kalau orang Melayu bilang. Cari untung besar kalau kayak gitu," sebutnya.
Pihaknya terus memantau pasokan ayam dan telur di pasaran. Jika nantinya ditemukan ada distributor yang bandel maupun pedagang bandel akan pihaknya laporkan ke Satgas Pangan Bintan. Karena keuntungan yang mereka cari membebani masyarakat.
"Kami pernah menegur pedagang maupun distributor agar tidak mainkan harga. Jika nantinya kami temui lagi akan kami laporkan," ucapnya.
Berita Terkait
-
Wabah Flu Burung di AS, Jutaan Ayam Dimusnahkan, Harga Telur Melonjak Tajam
-
Australia Dilanda Krisis Pasokan Telur Selama Enam Bulan
-
Harga Telur Naik! Cek Update Harga Kebutuhan Pokok Tahun Baru 2025
-
Tawarkan Pemandangan Pantai yang Memukau, Bintan Exotica Resort by Warining Hospitality Hadir di Pulau Bintan
-
Dukung Lomba Lari Bintan Marathon 2024, Pemkab Gelontorkan Dana Rp 300 Juta
Terpopuler
- Jejak Hitam Razman Arif Nasution: Dipecat Kongres Advokat Indonesia, Gelar Pengacara Diragukan
- Sosok Soeharto Djojonegoro, Anak Bos OT Group Suami Caroline Riady yang Pulang Kerja Dijemput Helikopter
- Lolly Akan Dikirim ke Luar Negeri, Kondisi Mental Vadel Badjideh Bikin Publik Merinding
- Pengguna Keluhkan Biaya Perbaikan Toyota Innova Zenix Setara Mobil Baru, Ganti Satu Komponen Kena Rp 97 Juta
- Ucapan Menohok Irwan Mussry Soal Penampilan Maia Estianty: Murah Banget Kehidupan Kamu
Pilihan
-
Mantan Ketua TPN Ganjar-Mahfud Dukung Prabowo Soal Efisiensi Anggaran
-
Merantau ke Solo Berujung Mencuri Motor, Modus Pria Lampung Ini Bikin Geleng-geleng
-
Calvin Verdonk Tak Sabar: Alex Pastoor Sangat Kuat
-
Setelah Cetak Sejarah, Emas Antam Hari Ini Turun Harga Jadi Rp1.684.000/Gram
-
Jelang Lawan Australia, Patrick Kluivert Sowan ke Mantan Guru di Banten
Terkini
-
Waspada Buaya Lepas! Wisata Pantai Batam Diimbau Tingkatkan Keamanan Saat Liburan
-
Inilah 5 Perbedaan Samsung Galaxy A55 5G dengan Samsung Galaxy A35 5G
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI