Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Sabtu, 07 Mei 2022 | 14:10 WIB
Korban investasi bodong di Batam [suara.com/ist]

SuaraBatam.id - Video investasi bodong di Batam ternyata sudah tersebar sejak April lalu di media sosial. Namun baru heboh beberapa hari belakangan.

"Satu yang mungkin belum diketahui banyak orang awam, bahwa video yang tersebar saat ini sudah terjadi tepatnya di tanggal 10 April 2022," jelas SR, salah satu korban investasi bodong yang tidak ingin disebutkan identitasnya, melalui sambungan telepon Sabtu (7/5/2022) siang.

Sebelumnya, korban juga telah melaporkan dugaan penipuan pemilik akun @ArisanBySerly yang dikelola oleh Sherly Wahyuni, kepada Polresta Barelang pada awal April 2022.

Menurut pengakuan korban laporan itu ditolak dengan alasan yang dianggap tidak jelas oleh para korban.

Baca Juga: Kuota Haji 2022, Kemenag Batam Masih Tunggu Pemerintah Pusat

"Penolakan laporan itu, kemudian menjadi pemicu kami untuk akhirnya beramai-ramai mendatangi kediamannya yang berada di kawasan Tembesi," lanjutnya.

SR menceritakan, sehari setelah pertemuan itu, Sherly Wahyuni menggunakan jasa pengacara sebagai kuasa hukum, sehingga pembahasan lanjutan mengenai pengembalian dana investasi para korban dilakukan di kantor kuasa hukum Sherly Wahyuni.

Namun berjalannya waktu, pada tanggal 29 April 2022, pengacara Sherly Wahyuni malah memberikan informasi bahwa jasanya sudah tidak diperlukan, akibat pencabutan kuasa hukum yang dilakukan oleh kliennya.

Para korban investasi kemudian diakuinya merasa kebigungan, dikarenakan Sherly Wahyuni sudah tidak dapat ditemui di kediamannya.

"Akhirnya kami mendapat informasi dari pihak Kepolisian, bahwa Shelry Wahyuni ini sudah tidak berada di Batam," paparnya.

Baca Juga: Berhari-hari, Mobil Terjebak Antrean di Pelabuhan Tanjunguban saat Arus Balik

Keterangan dari pihak Kepolisian ini didapatkan, setelah para korban akhirnya angkat bicara mengenai kasus yang mereka alami ke media massa.

"Beberapa hari lalu bahkan ada pertemuan dengan pihak Kepolisian dengan perwakilan korban di salah satu cafe di kawasan Batam Center. Selain informasi bahwa owner sudah tidak ada di Batam, kami baru akhirnya didorong untuk membuat laporan Kepolisian. Saya sendiri siang ini diminta datang untuk buat laporan," tuturnya.


Percaya karena Dipromosikan Selebgram dan Diimingi Profit 30 Persen

SR, salah satu korban investasi @ArisanBySherly, mengaku mengetahui hal ini dari salah satu kenalannya yang bernama Shelly Oktaria, yang merupakan pemilik akun Instagram @Shelloktaaa.

SR juga mengakui, perkenalan dengan Shelly yang merupakan salah satu influencer di Kota Batam ini, berawal dari kegiatan mempromosikan salah satu klinik kecantikan yang ada di Kota Batam.

Walau demikian, SR juga mengakui sebelum peristiwa ini terjadi, secara pribadi baik SR dan Shelly belum pernah bertemu secara langsung.

"Kami belum pernah bertemu secara langsung. Kenal karena sama-sama promosikan salah satu klinik, dan biasanya kami saling bertegur sapa melalui DM Instagram, hingga akhirnya bertukar kontak WhatsApp," terangnya saat dihubungi, Sabtu (7/5/2022).

Sebagai influencer, SR mengaku bahwa Shelly kerap kali memposting mengenai sistem investasi milik @ArisanBySherly, dengan keuntungan yang diakuinya sangat menggoda.

Bahkan secara pribadi, SR juga mengetahui investasi ini dari beberapa temannya, yang juga menjadi investor, dan telah beberapa kali mendapat keuntungan.

"Darisana saya penasaran, dan saya coba bertanya ke Shelly tentang investasi itu. Karena selain menjadi Brand Ambassador, saya juga tahu bahwa dia adalah salah satu admin di @ArisanByShelly," ungkap SR.

Berawal dari rasa penasarannya, Shelly kemudian menjadi sangat masif dalam berbagi informasi tentang investasi tersebut hanya dengan melalui platform media sosial yakni Instagram, dan WhatsApp.

Kurun lebih selama satu bulan penuh sejak Januari 2022 silam, SR kerap mendapat pemberitahuan berupa testimoni, pertanyaan, hingga rayuan yang dilakukan sendiri oleh Shelly selaku Brand Ambassador.

"Bukan ownernya melainkan dia. Karena saya komunikasi hanya melalui dia selaku BA. Saya merasa percaya karena selain sering kerja bareng, Shelly ini memang komunikasinya bagus," terangnya.

Kerap dirayu dengan mengandalkan berbagai testimoni, dan benefit yang akan didapatkan investor selama satu bulan penuh, SR akhirnya merasa yakin untuk menginvestasikan uang sebesar Rp33 juta ke @ArisanBySherly yang dikelola oleh Sherly Wahyuni.

Walau demikian, seluruh proses investasi ini juga dilakukan tanpa pernah sekalipun bertemu baik antara SR dengan Shelly selaku BA, dan juga Sherly Wahyuni selaku owner.

Selaku investor baru, SR kemudian melakukan transfer uang sebanyak tiga kali yani pada 27 Februari 2022 sebesar Rp10 juta, dan tanggal 28 februari sebesar Rp15 juta, hingga di tanggal 8 Maret 2022 sebesar Rp8 juta.

"Keseluruhan transaksi ini saya transfer ke rekening owner, yang saya dapat dari BA," paparnya.

Dari transaksi ini, SR dijanjikan akan mendapat benefit sebesar 30 persen kurun waktu 20 hari.

Namun setelah menunggu, SR bahkan tidak pernah lagi mendapat pemberitahun mengenai investasi yang telah dilakukannya.

Tidak hanya itu, tepatnya di tanggal 29 Maret, SR mengetahui bahwa Shelly dengan sengaja menghapus akun Instagram miliknya.

"Darisana saya mulai curiga, kemudian saya kontak Shelly dan akhirnya disanalah kami pertama kali bertemu langsung," ungkapnya.

Sebelum peristiwa ratusan korban investasi bodong terjadi di tanggal 10 April, SR mengaku bahwa pertemuannya dengan owner sudah pernah terjadi, setelah SR kerap menanyakan mengenai investasinya kepada Shelly yang merupakan BA @ArisanBySherly.

Namun bukannya mendapat jawaban, SR malah kemudian mendapati fakta bahwa Shelly sendiri telah menggunakan uang investasi sebesar Rp650 juta.

Fakta ini kemudian membuat Shelly seketika menghilang, baik dari platform media sosial, hingga kontaknya yang tidak dapat dihubungi kembali oleh para korban.

"Tapi kayaknya Shelly ini masih di Batam, yang katanya sudah kabur itu si owner. Setahu kami para korban, Shelly ini juga sering memantau pergerakan kami di medsos dengan akun palsu," paparnya.

Dengan adanya investasi bodong ini, SR kemudian menjelaskan bahwa ia dan beberapa korban lain telah bersepakat akan membawa permasalahan ini ke ranah hukum.

Untuk diketahui, investasi bodong berkedok arisan yang merugikan ratusan orang di Batam, ditaksir bernilai hingga Rp10 Miliar dengan perkiraan korban mencapai 400 orang.

"Berharap uang kembali itu kecil kemungkinan. Kami ingin ownernya ketangkap aja. Proses hukumnya juga adil. Enggak perlu percaya dia bisa nyicil, soalnya 400 member dengan nilai miliaran rupiah lumayan," tutup SR.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More