
SuaraBatam.id - Kenaikan harga kedelai dari Rp500 ribu menjadi Rp565 ribu per karung untuk ukuran lima kilogram, membuat sejumlah perajin tahu dan tempe di Pulau Bintan, Kepri mengurangi produksi mereka.
Perajin tahu dan tempe di Kijang, Bintan, Kasmanto, di Tanjungpinang, Senin, terpaksa memperkecil ukuran tahu dan tempe yang dihasilkan untuk menyiasati timbulnya kerugian akibat kenaikan kedelai.
Ia mengaku saat ini produksi bahan baku kedelai berkurang 25 kilogram, dari biasanya 100 kilogram menjadi 75 kilogram per hari.
"Omzet harian pasti berkurang, tapi mau bagaimana lagi, yang penting produksi tetap jalan dengan menyesuaikan harga kedelai saat ini," kata dia.
Baca Juga: Lagi Indah dan Mekar, Pesona Pohon Sakura di Kijang Jadi Daya Tarik Pengunjung
Perajin tahu dan tempe di Jalan Batu Hitam, Tanjungpinang, Ganis, mengakui cukup kewalahan dalam menentukan harga jual tahu dan tempe di tengah kenaikan harga kedelai di pasaran.
Ia juga harus memperkecil ukuran tahu dan tempe hingga lima persen dari biasanya, agar tidak merugi dan di sisi lain harga jualnya tetap stabil.
"Harga jual masih normal, meskipun ada sejumlah perajin yang mulai menaikkan harga tahu dan tempe," katanya.
Ia berharap pemerintah dapat mencari solusi terhadap kenaikan harga kedelai, karena dikhawatirkan banyak perajin tahu dan tempe di Pulau Bintan mogok produksi akibat tidak menguntungkan mereka.
"Di sejumlah daerah di Indonesia, sudah banyak yang mogok produksi, sementara kita di sini masih bertahan, padahal terseok-seok," kata dia.
Baca Juga: Potret Kijang Innova Melintas di Jalan Bikin Publik Melongo, Ternyata Ini Penyebabnya
Secara terpisah, Gubernur Kepri Ansar Ahmad memaklumi keluhan perajin tahu dan tempe Pulau Bintan di tengah naiknya harga kedelai secara nasional tersebut.
Ia menyatakan bahwa pemerintah daerah tidak punya kewenangan untuk mengintervensi harga kedelai di pasaran, karena persoalan itu kewenangan pemerintah pusat.
"Kedelai di Indonesia diimpor dari luar negeri, jadi wewenangnya ada di pemerintah pusat," ucap Ansar.
Kendati demikian, ia menyampaikan tetap berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi terkait kenaikan harga kedelai yang berdampak langsung terhadap kondisi para perajin tahu dan tempe di daerah.
"Harap sabar menunggu, pemerintah pasti berupaya maksimal dalam menstabilkan harga kedelai di Indonesia," demikian Ansar.
Berita Terkait
-
Dari Jaga Perairan ke Tanam Kedelai: Apa Kabar Mandat TNI AL?
-
Catat! Ini Dia Ciri Kecap Manis Berkualitas untuk Masakan Nusantara Otentik
-
3 Serum dengan Kandungan Soybean, Rahasia Kulit Kenyal dan Bebas Kusam!
-
Tawarkan Pemandangan Pantai yang Memukau, Bintan Exotica Resort by Warining Hospitality Hadir di Pulau Bintan
-
Dukung Lomba Lari Bintan Marathon 2024, Pemkab Gelontorkan Dana Rp 300 Juta
Terpopuler
- AFC Pindah Tuan Rumah Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Thailand
- Rekomendasi 21 Mobil Toyota Rush Bekas di Bawah Rp100 Juta, Ini Daftar Harganya
- 5 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon RAM Besar, Terbaik Juni 2025
- 6 Rekomendasi Mobil Keluarga Mewah, Fitur Premium Harga 10X Lebih Murah dari Alphard
- 5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM Besar, Performa Lancar Terbaik Juni 2025
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah RAM 6 GB Harga di Bawah Rp 2 Juta, Terbaik Juni 2025
-
IHSG Diproyeksi Melemah Jelang Libur Panjang, Investor Waspadai Ketidakpastian Global
-
BYD Kurangi Produksi Mobil, Strategi Perang Harga Jadi Bumerang?
-
Kenapa Danantara Suntik Modal Garuda Rp6,65 Triliun yang Sedang Alami Masalah Keuangan?
-
Kritik Pedas usai Danantara Suntik Modal Rp6 T ke Garuda: Sakit Jantung Tapi Obatnya Sakit Kulit!
Terkini
-
BRI Jalin Kerja Sama Strategis dengan Berbagai Pihak untuk Hadirkan Hunian Layak bagi Masyarakat
-
Makan Bergizi Gratis: BRI Perkuat Rantai Pangan Lewat Koperasi di Riau
-
Labuna: Dari Lada Sachet hingga Ekspor Rempah Nusantara, Ini Jurus Suksesnya
-
Bocah di Batam Dianiaya Ayah Tiri, Ditemukan Terlantar di Rumah Sakit
-
ASN Tewas Usai Kencan 'Panas' dengan Wanita Muda di Hotel Karimun