Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Senin, 24 Januari 2022 | 20:16 WIB
Menko Marivest Luhut Binsar Panjaitan Saat Mengunjungi lahan PT. Persero yang akan dikembangkan menjadi Batam New International Port (partahi/suara.com)

SuaraBatam.id - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut B Panjaitan mengatakan Batam New International Port yang saat ini ditargetkan mulai beroperasi 2024 mendatang, dibangun dengan sistem Bisnis to Bisnis (B to B).

Lanjut dia, Pemerintah Pusat memilih lahan milik PT. Persero yang berada di kawasan Tanjung Pinggir, Sekupang, Batam, Kepulauan Riau sebagai lokasi.

"Karena lahan ini berhadapan langsung dengan Singapura. Di depan sana kita bahkan bisa lihat langsung Singapura dengan mata telanjang," tegas Luhut dalam kunjungan kerjanya ke Batam, Senin (24/1/2022).

Luhut mendorong pembangunan infraskturktur seperti pelabuhan, akan melibatkan perusahaan swasta dan lokal.

Baca Juga: Luhut Binsar ke Batam, Rencanakan Tambah Pelabuhan Internasional Mirip Tanjung Priok

Tidak hanya itu, Luhut juga menegaskan pengembangan Batam New International Port, akan menggabungkan dua konsep yakni pelabuhan penyeberangan Roll on Roll off (Roro), dan pelabuhan bongkar muat.

"Tapi kita lakukan secara bertahap. Kita hanya mau dua pelabuhan di sini. Pelabuhan roro dan pelabuhan bongkar muat," harapnya.

Diakui Luhut, dia dan Menhub, Budi Karya, sudah lama ingin supaya pelabuhan di Tanjung Pinggir dapat berjalan efektif.

"Kita sudah merencanakan lama, tapi karena Covid-19 tertunda. Kita ingin supaya pelabuhan efisien. Kita ingin semua pelabuhan di Indonesia, cost lebih ringan," harap Luhut.

Diakui, saat ini pelabuhan Batuampar, sudah melakukan sistem online. Di mana, di Batam sudah diberlakukan tahun 2020.

Baca Juga: Gedung Terminal Penumpang di Pelabuhan Sanur Bali Mulai Dibangun

"Kita ingin 10 pelabuhan di Indonesia terintegrasi. Di Batam ada 2 pelabuhan terintegrasi," sambungnya.

Dinilai, potensi Pelabuhan Tanjungpinggir, sangat baik dan besar, dengan kedalaman laut hampir 40 meter.

Ke depan bisa dilakukan pendalaman sekitar 50 meter, jika pelabuhan dimajukan kedepan.

"Dengan reklamasi kedepan, kira-kira 90 hekter, bisa memiliki kedalaman 50 meter. Jadi ini pelabuhan juga lebih besar dari pelabuhan Tanjung Priok," ucapnya optimis.

Menurutnya, 10 pelabuhan besar di Indonesia akan dibuat terintegrasi, sehingga bisa mendorong peningkatan ekspor kedepan.

"Seperti diketahui, tahun lalu, ekspor kita tertinggi di dunia. Industri sudah memperkuat ekonomi kita 32 miliar dolar AS, ekspor tahunan kita. Sampai 2030, sudah bisa naik ekspor kita dua kali lipat," harapnya

Sementara Menhub, Budi Karya mengatakan, saat ini Indonesia bergerak menjadi titik strategis.

Lokasi Tanjung Pinggir dinilai sangat strategis, berhadapan dengan tetangga. Sehingga pihaknya membuat skenario, dengan peluang swasta ikut membangun.

"Silahkan investor untuk masuk. Sebelum 2024 sudah bisa selesai dan tidak harus menunggu lima tahun. Kalau investasi di Indonesia timur, itu B to B, dibawah koordinasi Menko. Tapi harus cepat, sebelum 2024 sudah bisa beroperasi," harapnya.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More