Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Selasa, 14 Desember 2021 | 10:45 WIB
Anggota DPRD Kepri Wahyu Wahyudin di Batam, Senin, 13 Desember mengatakan kasus HIV/AID di Kepri cukup tinggi. (foto: antara)

SuaraBatam.id - Anggota DPRD Kepri Wahyu Wahyudin di Batam, Senin, 13 Desember mengatakan kasus HIV/AID di Kepri cukup tinggi. Namun sangat disayangkan tak punya anggaran untuk penanganan penyakit itu.

"Sampai saat ini, sudah sekitar 12 ribu warga Kepri terpapar HIV/AIDS. Kota Batam, jadi penyumbang tertinggi," kata dia.

Menurut dia penyakit tersebut harus menjadi fokus perhatian pemerintah daerah, selain penyakit COVID-19. Apalagi sudah banyak korban meninggal akibat penyakit itu, yang hingga hari ini belum ditemukan obatnya.

Legislator PKS itu menilai minimnya sosialisasi dari Dinas Kesehatan Pemprov Kepri, menjadi salah satu pemicu meningkatnya angka HIV/AIDS.

Dinas terkait, katanya, mengalami keterbatasan anggaran untuk melakukan sosialisasi HIV/AIDS. Sebab, seluruh anggaran dikerahkan untuk penanganan virus corona.

Baca Juga: Kepri Siapkan Anggaran Penelitian Perguruan Tinggi Rp5 Miliar

"Padahal HIV/AIDS juga tak kalah berbahaya dibanding COVID-19. Bisa menularkan ke orang lain, kalau tidak ditelusuri penderita penyakit itu," ujarnya.

Wahyudin berharap Dinas Kesehatan menggalakkan sosialisasi HIV/AIDS di tahun 2022. Terutama di lokalisasi, panti pijat, termasuk lingkungan dunia pendidikan.

Sosialisasi juga diharapkan dapat mendorong masyarakat rutin memeriksakan kesehatan, terutama pasangan yang pernah melakukan hubungan seks bebas, karena berpotensi tertular HIV/AIDS.

"Saya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Mereka menunggu dana dekonsentrasi pusat tahun 2022 untuk meningkatkan sosialisasi HIV/AIDS," demikian Wahyudin. (antara)

Baca Juga: Gagal Bertemu, Buruh Akan Susul Gubernur Kepri ke Tanjungpinang

Load More