SuaraBatam.id - Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung pada Senin (22/11/2021) mengatakan negara itu akan memberlakukan pembatasan COVID-19 yang lebih ketat, setelah sempat melonggarkan aturan tersebut sebelumnya.
Ong juga mengatakan Singapura sudah membuka jalur pariwisata internasional bagi pengunjung yang sudah divaksinasi.
Pemerintah juga mengizinkan perjalanan bebas karantina dari negara-negara tertentu saat meningkatkan program booster vaksinnya.
"Saya merasa penting untuk melakukannya dengan cara ini, karena meminimalkan kemungkinan kita harus terlalu sering mundur," kata Ong kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada Senin (22/11/2021) untuk konferensi Reuters Next yang akan datang.
Baca Juga: Mang Yana dan Hengky Kurniawan Berharap Objek Wisata Tetap Buka di Akhir Tahun
"Anda tidak dapat mengesampingkan kadang-kadang harus mundur, tetapi itu harus selalu menjadi pilihan terakhir, karena itu sangat membuat frustrasi orang-orang," katanya.
Singapura telah terombang-ambing antara pengetatan dan pelonggaran pembatasan untuk populasinya yang berjumlah 5,45 juta dalam beberapa bulan terakhir karena, seperti banyak negara, dilanda gelombang infeksi baru yang dipicu oleh varian Delta.
Ong menentukan kapan mencapai new normal, namun terus meningkatkan vaksinasi dan vaksin booster.
“Saya berharap kebebasan apa pun yang kita miliki sekarang secara bertahap, secara bertahap dapat kembali ke rakyat, kita dapat mempertahankannya untuk tahun depan, bahkan ketika gelombang baru tiba,” kata Ong.
Singapura termasuk negara paling ketat memberlakukan perbatasan sejak infeksi dan kematian akibat pandemi - masing-masing sekitar 252.200 dan 662, relatif rendah.
Baca Juga: Detail dan Lengkap, Contoh Itinerary Wisata untuk Perjalanan 3 Hari 2 Malam
Diketahui warga Singapura telah 94% divaksinasi, sementara 23% dari total populasi telah menerima suntikan booster.
Sementara, aturan pembatasan yang saat ini dilonggarkan adalah pembatasan pertemuan sosial dan makan di luar dikurangi dari dua menjadi lima orang, masih terbatas dibandingkan dengan banyak negara lain.
Pihak berwenang juga telah memperketat tindakan terhadap orang yang tidak divaksinasi, secara efektif melarang mereka makan di luar atau memasuki mal dan akan mulai menagih mereka untuk perawatan COVID-19 jika mereka menolak vaksin karena pilihan.
Berita Terkait
-
Victory Waterpark, Objek Wisata Air dengan Ragam Keseruan di Soreang
-
Penahanan Digugat Paulus Tannos, Menkum akan Berikan Keterangan ke Pengadilan Singapura
-
Gak Cuma Aaliyah Massaid, Deretan Seleb Ini Juga Impulsif ke Luar Negeri gegara Ngidam: Ada yang PP!
-
KPK Yakin Singapura Setujui Penahanan Buronan E-KTP Paulus Tannos
-
Bukan Sekedar Pasar, Jelajahi Aneka Spot Hiburan Floating Market Lembang
Terpopuler
- Kiper Diaspora dari Jerman Sudah Tiba di Indonesia, Langsung Gabung Skuad Garuda
- Dikabarkan Putus, Nikita Mirzani Sebut Matthew Gilbert Gentleman: Dia Tidak Mokondo
- Diduga Disindir Maia Estianty, Ingat Lagi Alasan Desy Ratnasari dan Irwan Mussry Berpisah
- Nikita Mirzani Ungkap Watak Asli Matthew Gilbert: Duit Gue Lebih Banyak, Tapi...
- Direktur Olahraga Belanda: Saya Pikir Timnas Indonesia Akan...
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi Note 14 5G vs Vivo V40 Lite 5G, Duel HP 5G Terbaru
-
Harga Emas Antam Masih Tinggi, Hari Ini Dibanderol Rp1.624.000/Gram
-
Pengamat Curigai Sesatnya Kurs Rupiah di Google Ulah Hacker yang Kecewa pada Prabowo
-
Juventus Rekrut Jay Idzes Seharga Rp Rp 337 Miliar: 6 Bulan Balik Modal Kok
-
Juventus Ingin Rekrut Jay Idzes dari Venezia, Tapi Wajib Bayar Segini
Terkini
-
Waspada Buaya Lepas! Wisata Pantai Batam Diimbau Tingkatkan Keamanan Saat Liburan
-
Inilah 5 Perbedaan Samsung Galaxy A55 5G dengan Samsung Galaxy A35 5G
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI