Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Selasa, 16 November 2021 | 15:28 WIB
Ilustrasi minyak goreng. (Pixabay/DominicSchraudolf)

SuaraBatam.id - Menjelang akhir tahun, harga minyak goreng dan beberapa produk sembako di Batam mengalami kenaikan harga.

Untuk minyak goreng, memasuki pertengahan November 2021, harganya naik hingga 50 persen. Menurut salah satu pedagang, bahwa kenaikan harga itu lumrah terjadi apalagi menjelang akhir tahun.

"Setiap tahun pasti ada kenaikan harga. Misalnya menjelang Ramadan, itu naik juga. Sama dengan natal tahun baru ini, harga sembako ikut naik," kata salah satu pemilik kedai sembako di Bengkong, Alim, Selasa (16/11/2021).

Diakuinya, harga tersebut merata di seluruh Batam, tidak ada yang lebih murah atau berpatok pada harga sebelumnya.

"Semuanya sama. Kalau pun ada selisih paling cuma seribuan. Nah, harga ini bukan kami pribadi yang menaikkan, tapi emang dari sananya (distributor) udah naik," ujar dia.

Baca Juga: Pengunjung Semakin Sepi, Pedagang Barang Seken Aviari Batam Tolak Biaya Parkir

Akibat dari itu, sejumlah masyarakat kelas menengah hingga ke bawah mengeluh. Kenaikan harga tersebut dinilai tak wajar dan patut dipertanyakan.

"Ini naiknya kenapa? Apa sebabnya? Kalau naik 2 atau 3 ribuan, ya bisa dimaklumi lah. Ini sampai 10 ribu lebih," kata salah seorang IRT, Wati saat ditemui.

Sebelum ini, tepatnya sepekan lalu, harga minyak goreng kemasan ukuran 2 liter masih berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 23 ribu.

Namun, menjelang perayaan natal dan tahun baru, harga komoditas itu merangkak naik. Kini sudah mencapai Rp 35 ribu.

"Bukan cuma itu. Cabai hijau keriting pun ikut naik, sampai 40 ribu sekilo. Gimana coba, apa mau kayak gini terus-terusan?," ujarnya.

Baca Juga: Dinkes Batam Sediakan Pos Vaksinasi di Grand Mal, Catat Jadwalnya!

Beberapa waktu lalu, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad beralasan bahwa kenaikan harga minyak goreng disebabkan kebijakan Kementrian Perdagangan untuk tidak memperbolehkan peredaran minyak goreng curah.

"Selain karena harga minyak dunia naik, kebijakan pemerintah pusat mengenai minyak goreng curah juga menjadi faktor penentu. Saat ini minyak goreng yang hanya boleh dijual, adalah minyak goreng kemasan," kata dia.

Amsakar juga berkilah mengenai harga cabai yang memang sudah mengalami kenaikan. Penyebabnya yakni stok di Kota Batam mengalami keterbatasan.

Selain itu, kondisi lainnya yang jadi pemicu kenaikan komoditas pangan karena kondisi cuaca saat ini yang sedang dalam musim penghujan. Akibatnya, pengiriman dari daerah penghasil menjadi terkendala.

Dia juga menyebutkan, Batam masih bergantung pada daerah di Pulau Jawa untuk menyediakan komoditas pangan, termasuk cabai.

"Sehari seharusnya bisa 5 ton, namun pengiriman pasokan terganggu dikarenakan cuaca ektrem saat ini. Proses pengiriman masih menggunakan jalur laut," ujar dia.

Alasan lain, tambahnya, yakni ketersediaan stok pangan di Batam yang semakin menipis. Tentunya itu tak cukup untuk memenuhi permintaan pasar.

Load More