
SuaraBatam.id - Belasan ribu nelayan tradisional di Kepulauan Riau (Kepri) mengalami masa paceklik saat musim angin utara karena tidak dapat melaut.
"Ada sekitar 13.700 orang nelayan yang tidak dapat melaut karena cuaca buruk selama musim angin utara," kata Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Bintan, Syukur Haryanto alias Buyung Adly, di Bintan, Kamis (04/11), dikutip dari kominfo Kepri.
Kata dia, saat ini sudah memasuki musim angin utara. Seperti tahun-tahun sebelumnya, produktivitas nelayan menurun saat musim angin utara, karena gelombang laut tinggi, arus laut kuat, angin kencang, dan kerap hujan.
Musim angin utara diperkirakan berakhir pada Februari 2022. Selama musim angin utara, nelayan tradisional di Bintan, terutama yang hanya mengandalkan perahu berukuran relatif kecil, terpaksa bekerja di darat.
Ketika tidak melaut, nelayan memperbaiki perahu dan alat tangkap ikan. Sebagian dari mereka juga mencari pekerjaan di darat untuk menyambung hidup.
"Banyak nelayan yang terpaksa berhutang dengan tauke ikan untuk menyambung hidup keluarganya. Ini kondisi yang kerap terjadi," ujarnya.
Permasalahan sosial dan ekonomi keluarga nelayan, menurut dia dapat diatasi oleh pemerintah melalui berbagai program pemberdayaan.
Program tersebut seperti pelatihan untuk memproduksi berbagai makanan kemasan dengan bahan utama ikan, udang, cumi dan kepiting.
Kemudian pemerintah juga dapat memberikan bantuan berupa peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi makanan kemasan yang diperkirakan disukai masyarakat.
"Juga dapat membantu dalam bentuk pinjaman dengan bunga lunak," ucapnya.
Buyung menambahkan program pemberdayaan ekonomi pesisir semestinya ditujukan kepada nelayan, bukan kepada kelompok usaha yang sudah mapan. Pemerintah juga dapat memberdayakan istri nelayan agar lebih produktif, terutama saat masa paceklik.
"Saya pikir program pemberdayaan nelayan ini perlu menjadi atensi pemerintah, terutama Pemkab Bintan dan Pemprov Kepri," katanya.
Berita Terkait
-
Prabowo Ngotot Garap Megaproyek Giant Sea Wall, Pakar: Bisa Rusak Laut dan Gusur Nelayan
-
Tingkatkan Ekonomi Nelayan, Desa Energi Berdikari Pertamina Sulap Limbah Ikan Jadi Cuan
-
Nelayan dan Petani Cilacap Manfaatkan Energi Ramah Lingkungan
-
Perlu Dicontoh, Nelayan Sendang Biru Jadi Garda Depan Konservasi Hiu Paus
-
Masih Menanti, Warga Mau Bilang Ini jika Gubernur Pramono Datang ke Kepulauan Seribu
Terpopuler
- Erick Thohir Salaman dengan Penyerang Keturunan Brasil Rp782 Miliar Jelang Ronde 4
- Berakhir Anti-klimaks, Lika-Liku Isu Jay Idzes Dibeli Inter Milan, Fiorentina Hingga Udinese
- Hari Ini Jokowi Ultah ke-64, Poster Ucapan Selamat Ini Bikin Publik Syok: Innalillahi
- 5 Mobil Bekas 7 Seater Mulai Rp49 Jutaan: Kabin Lega, Muat Seluruh Anggota Keluarga
- 5 Mobil Bekas Seharga Motor 150 cc, Murah dan Irit Mulai Rp25 Jutaan
Pilihan
-
Pemain Keturunan Rp55,6 Miliar Main Bola di Kampung Pakai Gawang Bambu
-
Maarten Paes Penuhi Syarat Pindah ke Liga Korea
-
5 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon RAM Besar, Terbaik Juni 2025
-
8 Mobil Bekas Murah Rp30 Jutaan, Tampilan Lawas dengan Performa Berkelas
-
4 Mobil MPV Bekas Terbaik untuk Keluarga, Murah dengan Kenyamanan Ekstra
Terkini
-
Labuna: Dari Lada Sachet hingga Ekspor Rempah Nusantara, Ini Jurus Suksesnya
-
Bocah di Batam Dianiaya Ayah Tiri, Ditemukan Terlantar di Rumah Sakit
-
ASN Tewas Usai Kencan 'Panas' dengan Wanita Muda di Hotel Karimun
-
9 WNA Dideportasi Imigrasi Batam gegara Salahgunakan Izin Tinggal
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda