
SuaraBatam.id - Mendengar istilah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), bagi beberapa orang saat ini tentunya masih menjadi suatu Stigma negatif.
Stigma atau nilai buruk yang masih melekat ini kemudian menghambat para ABK ini, dalam bergaul dengan teman sebaya, hingga menyulitkan mereka dalam mendapatkan hak mereka sebagai anak, terutama hak untuk mendapat pendidikan formal.
"Apakah anak berkebutuhan khusus tidak bisa bersekolah di sekolah reguler. Tentu saja bisa, mereka tidak berbeda dengan siswa reguler, yang penting bagaimana para pendidik dapat melakukan pembimbingan khusus di sekolah bagi mereka. Dan lingkungan yang menerima mereka apa adanya," tegas Yul Everi selaku Ketua Yayasan SLB Putrakami yang berada di Perumahan Anggrek Sari, Batam Center saat dihubungi, Selasa (31/8/2021).
Berangkat dari stigma buruk terhadap ABK inilah, Yul Everi mendirikan yayasan SLB Putrakami medio tahun 2001-2002, yang berawal dari tempat terapi bagi anak berkebutuhan khusus di sekitar tempat tinggalnya.
Baca Juga: Kabar Duka, Wahendra Tewas Akibat Sakit Gigi saat Melaut
Selain sebagai pusat terapi, awal terbentuknya SLB Putrakami hanya memanfaatkan dua ruangan sebagai penopang kerja dengan beragam aktifitas.
"Pada tahun itu, istilah berkebutuhan khusus masih jamak digunakan. Lebih banyak orang memberikan cap cacat kepada anak-anak kita," paparnya.
Awal berdiri, ibu Yul panggilan nya menuturkan bahwa selain terapi, salah satu fokus lain adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Khusus, yang nantinya dapat menjadi bekal bagi para orangtua untuk mendaftarkan anaknya di sekolah reguler.
Namun, dalam perjalanannya, anak-anak itu justru mendapat kesulitan bahkan penolakan saat ingin mendaftar ke sekolah reguler.
Kemudian tercetuslah keinginan mengembangkan pusat terapi itu menjadi sebuah sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Baca Juga: Semangat Vaksinasi Merdeka, Dijemput Odong-odong dan Dapat Undian Sepeda Motor
Persoalan lain, beberapa orangtua dari ABK, juga banyak yang tidak siap dengan pandangan negatif orang lain terhadap anaknya, sehingga merasa tidak percaya diri saat akan mendaftarkan anak nya ke sekolah reguler, setelah mendapat terapi dan pendidikan PAUD di SLB Putrakami.
Berita Terkait
-
Pentingnya Makan Bergizi untuk Anak Berkebutuhan Khusus: Upaya Mewujudkan Inklusi di Sekolah
-
MBG ke SLB Belum Merata, Bahagianya Anak-anak Berkebutuhan Khusus Saat Bisa Merasakan Makanan Sehat Bernutrisi
-
Pendidikan Inklusif: Hak Setiap Anak, Bukan Pilihan!
-
Mengatasi Tantangan dalam Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
-
Empat Remaja Jadi Tersangka Kasus Pencabulan Terhadap Pria Berkebutuhan Khusus di Rajasthan
Terpopuler
- Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
- Ramadhan Sananta Umumkan Mau Pensiun dari Sepak Bola
- Selamat Datang 3 Pemain Keturunan Calon Naturalisasi Timnas Indonesia Jelang Lawan China dan Jepang
- Welcome Back Timnas Indonesia Elkan Baggott, Patrick Kluivert Lempar Kode
- Pupus Harapan Pascal Struijk untuk Bela Timnas Indonesia Lawan China
Pilihan
-
Profil Alfedri, Bupati Petahana Kalah Pilkada Siak Kini Jadi Ketua PAN Provinsi Babel
-
Emas Antam Turun Harga Hari Ini, Jadi Rp1.953.000/Gram
-
Jepang Buka Jalan? Selamat Datang Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik Mei 2025, Harga Cuma Rp 2 Jutaan
-
Mengenal Ritual Buddha Tantrayana pada Kremasi Murdaya Poo di Bukit Dagi Borobudur
Terkini
-
9 WNA Dideportasi Imigrasi Batam gegara Salahgunakan Izin Tinggal
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda
-
Inilah 5 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Bisa Bengkak!
-
Mantri Perempuan BRI Ini Refleksikan Semangat Kartini: Tanpa Lelah Berdayakan Pengusaha Mikro
-
Rayakan Hari Kartini, BRI Perkuat Komitmen pada Kesetaraan Gender, Berdayakan Kaum Perempuan